Melki-Johni akan Libatkan Praktisi dan Akademisi untuk Kelola Sektor Pertanian di NTT

Cagub NTT Melki Laka Lena bersama praktisi pertanian Gesty Seno. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Calon Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Calon Wakil Gubernur NTT Johni Asadoma memastikan keterlibatan praktisi dan akademisi untuk mengelola pertanian di Provinsi NTT.

Saat bertemu para pengelola pertanian terpadu di Kampung Daun Baumata dan praktisi pertanian, Gesti Sino di Penfui Timur Kabupaten Kupang, Minggu 10 November 2024, Melki Laka Lena menyampaikan komitmen itu.

Awalnya Melki Laka Lena berkunjung ke Kampung Daun. Perintis kawasan pertanian terpadu itu, Zainal Arifin dan para pengelola menyambut Melki Laka Lena.

Zainal Arifin mengajak Melki Laka Lena untuk melihat kolam ikan yang berada di bagian depan kawasan pertanian itu. Politisi Golkar itu memberi makan berbagai jenis ikan yang ada di kolam itu.

Setelah itu, Arifin mengajak Waketum DPP Golkar ini menuju ke kebun sayur. Disana, Arifin dan Melki menyiram tanaman menggunakan alat semprot pertanian berupa sprinkler.

Kemudian, Melki Laka Lena memanen sayur kol yang berada disisi bedeng tanaman yang sebelumnya disiram. Kawasan itu merupakan lahan pertanian terpadu yang dikelola Kelompok Tani Kampung Daun dan Kelompok Tani Wirausaha dan Alumni Hortikultura.

Zainal dalam kesempatan itu menitipkan pesan ke Melki Leka Lena. Mestinya, pengelolaan pertanian itu disiapkan dengan baik. Tahap awal harus dilakukan persiapan lahan hingga proses pemasaran di tahapan akhir.

Dia mengaku, kendala paling banyak yang dia temui membangun kawasan pertanian terpadu itu adalah koordinasi dan komunikasi antar instansi yang sulit.

Terkadang kementerian atau lembaga itu hanya melakukan pembangunan tanpa perencanaan yang harusnya bisa juga digunakan untuk manfaat lainnya.

“Kadang tidak sama antar kementerian atau lembaga lain dengan kami disini. Kadang mereka bangun-bangun saja,” katanya.

Meski begitu, kawasan itu tidak terlepas dari intervensi bantuan dari berbagai kementerian atau lembaga yang ada. Ia juga berharap di level Pemerintah Provinsi agar bisa lebih intens berkomunikasi agar pembangunan bisa memberi manfaat ganda, seperti yang direncanakan dalam sistem pertanian terpadu.

BACA JUGA:  Bank NTT Borong Salurkan Kredit Merdeka Senilai Rp1,08 Miliar untuk 135 Debitur

Dukungan pemerintah pusat itu, kata Zainal, menjadi penting. Intervensi pemerintah pusat sudah dia rasakan dalam pembuatan sistem pertanian terpadu. Walau ada catatan yang harus diperhatikan.

Harapannya agar tempat itu bisa memberi kontribusi pemenuhan bahan makan kepada masyarakat sekitar dan skala lebih luas.

“Bukan kita omong-omong. Pak Zainal yang sudah mempraktikkan itu saja tetap membutuhkan dukungan dari pemerintah pusat. Bicara Pemerintah pusat berarti, Prabowo-Gibran. Bicara Prabowo-Gibran, pasti Melki-Johni,” ujar Melki Laka Lena dalam kesempatan itu.

Melki Laka Lena menyebut, produk yang ada jika dimungkinkan agar diolah lebih lanjut agar memberi nilai lebih. Diaspora asal NTT maupun intervensi pemerintah provinsi akan dilakukan agar memberi implikasi lebih besar terhadap produk masyarakat dan UMKM.

Melki-Johni, kata dia, selain menggandeng Diaspora asal NTT, dilanjutkan dengan mendorong hasil pertanian dan olahan masuk ke supermarket besar yang ada di NTT. Disamping, membawa lebih banyak dukungan dari pemerintah pusat untuk membantu masyarakat lokal.

Melki Laka Lena menyebut, selain memberikan pertambahan ekonomi, pengelolaan tanaman semacam ini bisa disuplai dalam rangka program makan bergizi gratis yang dicanangkan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

“Tugas Melki-Johni mendorong kreativitas lokal yang sudah dibuat kita kembangkan lagi. Semua tenaga terampil termasuk,” kata dia.

Dihadapan Owner pertanian organik, Gesti Sina, Melki Laka Lena juga mengungkapkan hal yang sama. Apa yang sudah dikerjakan akan digalakkan lebih luas.

Bahkan dia mendorong agar petani juga diregenerasi. Seperti halnya petani muda Gesti Sina.

Melki Laka Lena menyinggung lagi program makanan gizi gratis. Setidaknya ada uang p 8 triliun yang akan masuk ke NTT. Mestinya peluang itu bisa dimanfaatkan agar perputaran uang di NTT bisa berjalan baik dan menumbuhkan ekonomi masyarakat.

Petani seperti Gesti dan Zainal, bisa ikut menyediakan bahan baku untuk mendukung program itu. Menurut Melki Laka Lena, dengan begitu maka petani-petani yang ada bisa diberdayakan dengan baik. (fan/pk/tim)