Daerah  

OVOP Mendarat di Desa, Pemprov NTT Latih UMKM Taebenu Olah Pisang dan Ubi

Kupang, KN – Dalam rangka mendukung Gerakan Beli Produk NTT dan program One Village One Product (OVOP), Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Provinsi NTT menyelenggarakan pelatihan pengolahan dan pengemasan produk olahan berbahan dasar pisang dan ubi, Kamis (3/7/2025), di Kecamatan Taebenu, Kabupaten Kupang.

Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari program yang dicanangkan Gubernur dan Wakil Gubernur NTT, Melki Laka Lena dan Johni Asadoma, dalam upaya mendorong pertumbuhan serta kemandirian ekonomi desa yang berkelanjutan hingga ke tingkat nasional.

Kepala DPMPTSP Provinsi NTT Alexander Bertianus Koroh menjelaskan bahwa, pelatihan difokuskan pada pembuatan produk seperti brownies pisang, nugget pisang, stik aneka rasa, dan MPASI tepung pisang.

Produk-produk tersebut merupakan hasil hilirisasi dari komoditas unggulan lokal, yakni pisang dan ubi, yang banyak dihasilkan oleh tiga desa di Kecamatan Taebenu: Desa Baumata Timur, Baumata, dan Kuaklalo.

“Tujuan utama dari pelatihan ini adalah untuk memberdayakan masyarakat, khususnya ibu-ibu di desa, agar dapat lebih produktif dan kreatif dalam menciptakan produk turunan yang bernilai ekonomis tinggi,” kata Alexander.

Pelatihan ini didanai melalui dana CSR (Corporate Social Responsibility) yang dihimpun dari para pelaku usaha dan investor, serta melibatkan instruktur dari LKP dan LPK ‘Berdaya’ yang telah terakreditasi dan bersertifikat.

BACA JUGA:  Warga Kecam Tindakan Represif dan Arogansi Pemda Manggarai

Menurut Alexander, kegiatan ini juga menjadi bagian dari strategi pemerintah untuk mendorong UMKM desa masuk ke pasar yang lebih luas. “Kami akan bantu sampai produk masyarakat mendapatkan label halal, sehingga ke depan bisa masuk ke Kota Kupang, bahkan ke gerai-gerai modern seperti Alfamart dan Indomaret,” tambahnya.

Sebelumnya, kegiatan serupa juga pernah digelar DPMPTSP NTT di kawasan Industri Bolok, dengan pelatihan pengolahan ikan bagi masyarakat desa pesisir seperti Bolok, Nitneo, dan Kuanheum.

Penjabat Kepala Desa Baumata, Hendrawati Eluama, menyambut baik kegiatan ini. “Kami sangat bersyukur karena masyarakat kini tidak hanya menjual bahan mentah, tetapi bisa menciptakan produk olahan dengan nilai jual lebih tinggi,” ujarnya. Ia menyebutkan delapan warga dari Desa Baumata turut ambil bagian dalam pelatihan ini.

Sementara itu, instruktur pelatihan, Jeklin Rosi Natalia Mboeik, menyebutkan total peserta pelatihan dari ketiga desa berjumlah 24 orang. “Peserta sangat aktif dan antusias. Mereka banyak bertanya dan mencatat resep-resep yang diajarkan,” ujarnya.

Diharapkan, hasil dari pelatihan ini dapat menjadi awal bagi tumbuhnya usaha-usaha baru berbasis potensi lokal yang berdaya saing di pasar regional maupun nasional. (na/ab)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS