Undana Olah Sampah Plastik Jadi BBM dan Furniture, Dipamerkan Saat Peringatan Hari Lingkungan Hidup

Undana Olah Sampah Plastik Jadi BBM dan Furniture, Dipamerkan Saat Peringatan Hari Lingkungan Hidup. (Foto: Istimewa)

Kupang, KN – Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LP2M) memamerkan inovasi pengolahan sampah plastik menjadi bahan bakar minyak (BBM) dan bahan baku furniture.

Pameran ini digelar dalam rangka memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia di arena Car Free Day (CFD) Jalan El Tari Kupang, Sabtu (21/6).

Inovasi tersebut merupakan hasil penelitian mahasiswa Program Studi Teknik Mesin Fakultas Sains dan Teknik Undana, yang didukung oleh dana dari DIPA Undana.

Kepala LP2M Undana, Harry Kotta, menyampaikan bahwa meskipun dana yang tersedia terbatas, semangat para peneliti mendorong terciptanya solusi nyata untuk mengatasi permasalahan lingkungan, khususnya sampah plastik yang sulit terurai.

“Ini bukti bahwa Undana telah mampu menghadirkan inovasi untuk mengubah sampah plastik menjadi BBM dan berbagai bahan baku furniture. Undana hadir sebagai problem solver dengan tagline ‘Berdampak’ untuk menjawab masalah masyarakat,” ujar Harry.

Harry juga menambahkan bahwa LP2M terus mendorong setiap program studi untuk menghasilkan penelitian berbasis solusi. Selain inovasi pengolahan sampah plastik, LP2M juga aktif dalam program pengabdian masyarakat lainnya, seperti peningkatan mutu pendidikan di Kabupaten Malaka, pengolahan rumput laut dan daging domba di Rote Ndao, serta pengembangan peternakan babi di Sumba Barat Daya.

BACA JUGA:  Tim SAR Berhasil Evakuasi 23 Nelayan KM Jangkar Samudra

Sementara itu, Kepala Bengkel Prodi Teknik Mesin Undana, Dody Adoe, menjelaskan bahwa sampah plastik yang diolah sebagai bahan baku furniture idealnya berwarna putih dominan. Bahkan, Undana siap membeli sampah plastik dari masyarakat dengan harga lebih tinggi dibandingkan bank sampah, sebagai bentuk dukungan terhadap ekonomi sirkular dan partisipasi publik.

“Dari satu kilogram sampah plastik, kami dapat menghasilkan 700 mililiter hingga 1,1 liter BBM. BBM ini bisa digunakan untuk kendaraan bermotor, genset, dan kompor minyak tanah, karena fungsinya sama,” jelas Dody.

Dody menegaskan bahwa produk BBM hasil inovasi ini tidak diperjualbelikan bebas karena harus mendapatkan izin resmi dari Badan Migas.

Namun, masyarakat yang berminat belajar dan mengembangkan teknologi ini dipersilakan untuk mengikuti pelatihan dan pendampingan yang akan diberikan oleh pihak Undana, terutama bagi masyarakat di daerah terpencil.

“Sampah adalah masalah kita bersama, sehingga solusinya juga harus kita tangani bersama,” pungkasnya.

Dengan inovasi ini, Undana Kupang terus menunjukkan komitmennya sebagai perguruan tinggi yang berdampak langsung bagi masyarakat melalui solusi nyata berbasis kebutuhan lokal dan keberlanjutan lingkungan. (*)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS