Daerah  

Jalan Mulus Gubernur Melki dan Bupati Henuk Dapat Rp2 Triliun untuk Industri Garam di Rote Ndao

Gubernur NTT Melki Laka Lena dan Bupati Rote Ndao Paul Henuk menemani kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, pada Selasa (3/6), dalam rangka kick off pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Desa Matasio, Kecamatan Rote Timur. (Foto: Istimewa)

Kupang, KN – Hanya dua pekan setelah dilantik pada 20 Februari 2025, Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Melki Laka Lena langsung tancap gas. Bersama sejumlah kepala daerah se-NTT, ia bertolak ke Jakarta untuk menemui puluhan kementerian dan lembaga. Misi mereka jelas: memperjuangkan pembangunan daerah di tengah tantangan efisiensi anggaran nasional.

Hasil perjuangan itu kini mulai tampak. Kabupaten Rote Ndao mendapat kucuran dana Rp2 triliun dari pemerintah pusat untuk pengembangan industri garam nasional. Dana tersebut akan digunakan untuk pembangunan Kawasan Sentra Industri Garam Nasional (K-SIGN) di Desa Matasio, Kecamatan Rote Timur.

Kunjungan dan kehadiran Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Sakti Wahyu Trenggono, pada Selasa (3/6), sekaligus meresmikan peluncuran (kick-off) proyek besar tersebut, menghadirkan asa baru bagi masyarakat Rote Ndao.

Dalam kesempatan itu, turut dilakukan penandatanganan kerja sama antara KKP dan Pemerintah Kabupaten Rote Ndao mengenai pembangunan lahan modeling garam.

“Saya bersyukur dan senang sekali karena dari kunjungan kami bersama Bupati/Walkota se NTT di Jakarta setelah dilantik hasilnya sudah datang. Ini bisa termasuk tercepat dan terkonkrit adalah kita kedatangan Menteri KKP dengan membawa berkat,” kata Gubernur Melki, saat menemani Menteri KKP berkunjung ke Rote Ndao.

Gubernur Melki menyampaikan bahwa dua prioritas utama pemerintahannya adalah NTT harus menjadi garam dan terang dunia. “Kalau urusan listrik adalah tugas PLN, maka urusan garam ada di tangan Menteri KKP. Kalau dua hal ini berjalan baik, NTT akan menjadi terang dan menjadi garam dunia,” katanya.

BACA JUGA:  Gubernur NTT Jamu Puluhan Siswa dan Guru Makan di La Moringa

Menteri Trenggono dalam kunjungannya menjelaskan bahwa, K-SIGN akan dibangun di atas lahan lebih dari 10 ribu hektare dan akan dibagi dalam 10 zona produksi. Target produksi mencapai 200 ton garam per hektare per tahun, dengan zona pertama mulai berproduksi pada Maret 2026.

Proyek ini menjadi salah satu prioritas nasional dengan dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto. Tahap pertama kami siapkan Rp750 miliar, dilanjutkan lebih dari Rp1 triliun pada tahun kedua, dan tahap ketiga akan menyusul. Proyek ini ditargetkan bisa memenuhi stok garam nasional sebanyak 5 juta ton per tahun, dan Rote Ndao diharapkan bisa berkontribusi lebih dari 2,6 juta ton.

Lebih dari itu, proyek ini juga diyakini akan berdampak besar pada sektor ketenagakerjaan. Diperkirakan sebanyak 26.600 hingga 50.000 lapangan kerja akan tercipta, mulai dari sektor hulu hingga hilir industri garam.

Dengan dukungan penuh dari pemerintah pusat, program ini menjadi tonggak penting dalam mewujudkan NTT sebagai lumbung garam nasional sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi lokal secara signifikan. (*)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS