Kupang, KN – Gubernur Nusa Tenggara Timur, Emanuel Melkiades Laka Lena, membuat gebrakan dengan memilih untuk menginap di Hotel Sasando Kupang selama lima malam, mulai Minggu, 20 April 2025 hingga Jumat, 25 April 2025.
Langkah ini bukan tanpa alasan. Dalam kunjungan tersebut, Gubernur Melki tidak hanya ingin merasakan langsung kondisi hotel milik Pemprov NTT yang kini terabaikan, tetapi juga memberikan sinyal kuat mengenai pentingnya perhatian terhadap aset daerah.
Pada Selasa pagi, suasana di restoran hotel terlihat berbeda. Di sudut yang menghadap laut Timor, Gubernur Melki bersama Kepala Polda NTT Irjen Pol. Daniel Tahi Monang Silitonga serta pejabat Polda lainnya menikmati sarapan pagi.
Namun, saat para tamu sedang menyelesaikan hidangan mereka, tim medis dari Rumah Sakit Bhayangkara Titus Uly Kupang datang untuk melakukan tes kesehatan, termasuk pemeriksaan tekanan darah Gubernur Melki.
Bukan hanya kesehatan pribadi yang menjadi perhatian, tetapi juga kesehatan aset daerah yang kini tengah diuji. Hotel Sasando yang dulunya megah kini terkesan terbengkalai. Berdiri di atas tanah strategis, hanya beberapa menit dari Bandara El Tari, hotel ini menyimpan potensi yang belum tergali maksimal.
Dengan fasilitas yang ada, termasuk kamar yang menghadap laut dan ruang pertemuan yang luas, seharusnya hotel ini menjadi andalan bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD). Namun, manajemen yang buruk dan persaingan dengan hotel-hotel swasta membuatnya terdegradasi.
Gubernur Melki menginap di kamar 505, sebuah kamar standar dengan fasilitas sederhana. Tidak ada kemewahan ala hotel berbintang lima, namun cukup layak sebagai tempat menginap seorang pejabat negara. Menurutnya, keputusan ini bukan aksi spontan, tetapi sebuah upaya untuk langsung mengamati dan menilai kondisi nyata hotel yang dimiliki Pemprov NTT.
“Saya ingin tahu sendiri, rasakan langsung bagaimana kondisi hotel kita ini, pelayanannya, manajemennya,” ujar Gubernur Melki. Ia mengungkapkan bahwa tujuan dari kunjungan ini adalah untuk memastikan agar aset daerah seperti Hotel Sasando tidak dibiarkan terbengkalai.
Selama menginap, Gubernur Melki juga mencatat berbagai hal terkait kebersihan, pelayanan, dan kualitas makanan di restoran hotel. Keputusan ini bertujuan agar hotel ini bisa kembali menjadi sumber PAD yang potensial. “Ini punya kita. Punya masyarakat NTT. Harus jadi sumber PAD,” tegas Gubernur.
Sejak kehadiran Gubernur Melki, suasana hotel mulai berubah. Para staf bekerja lebih rapi, makanan tersaji lebih cepat, dan kebersihan menjadi prioritas. Meski perubahan tersebut tidak langsung mengubah keadaan keuangan daerah, Gubernur Melki sudah memulai dari langkah sederhana dengan menunjukkan perhatian pada tempat yang hampir terlupakan.
Dari kamar 505, Gubernur Melki tidak hanya menginap, tetapi juga menilai nadi pembangunan dan kondisi birokrasi NTT saat ini. Dalam setiap langkahnya, ia memberi contoh bagi pemimpin lainnya, untuk hadir bukan hanya di podium, tetapi juga di lapangan, di tempat yang langsung berdampak pada masyarakat. (*/ab)