Kupang, KN – Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena bersama Kementerian Kesehatan (Kemenkes), menggelar sosialisasi kesehatan dengan tema “Transformasi Layanan Kesehatan Ibu dan Anak”.
Kegiatan sosialisasi kesehatan ini dilaksanakan di aula Kampus Poltekkes Kupang, Jumat (6/9/2024) sore, dan dihadiri kurang lebih 600 mahasiswa Politeknik Kesehatan (Poltekkes) Kupang.
Dalam materinya, Melki Laka Lena mengatakan, sebagai pimpinan Komisi IX DPR RI, pihaknya telah menghasilkan Undang-undang Nomor 17 tahun 2023.
Undang-undang ini, kata Melki Laka Lena, mengatur bahwa, negara wajib mendukung agar warga negara hidup sehat, dan mendapat akses pelayanan kesehatan.
“Kita ingin agar kita harus fokus pada pencegahan dan promosi kesehatan, tidak lagi pada pengobatan dan rehabilitasi kesehatan,” kata Melki Laka Lena.
Khusus untuk Stunting yang angkanya masih tinggi di Provinsi NTT, Melki menyebut, pihaknya terus mendorong Kemenkes RI untuk melakukan upaya pencegahan dari hulu ke hilir.
“Mulai dari remaja putri harus sudah mulai paham, bahwa dirinya harus bisa mencegah Stunting sejak masih remaja. Pada saat dia hamil, pemahaman terhadap gizi bagi ibu hamil menjadi penting,” ungkap Melki Laka Lena.
“Jadi kita bicara Stunting, memang membutuhkan kerja sama semua pihak.
Ketika sudah menikah dan hamil, kita harus memberikan nutrisi dan gizi,” sambungnya.
Melki yang juga adalah salah satu calon Gubernur NTT periode 2025-2030 itu menambahkan, keluarga memiliki peran yang penting dalam mencegah Stunting.
“Keluarga bisa menjadi lini terkecil yang sehat. Biasanya dia menjadi sumber kesehatan, kebaikan, dan hal-hal positif. Kalau keluarga menjadi keluarga yang harmonis dan sehat dan ketika ibu hamil ditangani dengan baik, saya pikir tidak ada Stunting,” tandas Melki Laka Lena.
Kepala Seksi Gizi KIA Dinas Kesehatan Provinsi NTT Siti Romla mengatakan, Stunting disebabkan oleh kekurangan nutrisi atau asupan gizi yang terjadi dalam waktu yang lama, sejak anak berada dalam kandungan.
Menurutnya, pemerintah Provinsi NTT terus melakukan sejumlah upaya pencegahan sejak dini lewat anak remaja wanita.
Selain itu, sejumlah makanan tambahan sebagai asupan gizi terus diberikan kepada anak-anak yang kurang gizi atau yang mengalami Stunting.
“Kita optimis, tahun ini kasus Sunting dan gizi buruk terus diintervensi secara serentak di NTT,” pungkasnya. (*)