LLDIKTI NTT: Kekerasan Seksual di Kampus seperti Fenomena Gunung Es

Kegiatan sosialisasi dan penguatan kapasitas Satgas PKKS (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Lembaga Layanan Pendidikan ggi (LLDIKTI) Wilayah XV Nusa Tenggara Timur (NTT) mengungkapkan bahwa fenomena kekerasan seksual di kampus seperti fenomena gunung es.

Kepala Bagian Umum LLDIKTI XV NTT Abdurrahman Abdullah mengatakan, saat ini banyak kekerasan seksual di kampus di NTT yang tidak bisa diangkat ke publik, karena adanya relasi ketimpangan kekuasaan.

Ia menyebut, kekerasan seksual di wilayah kampus di NTT seperti fenomena gunung es. Saat ini banyak kasus kekerasan seksual yang terjadi, namun tidak diangkat ke publik karena pengaruh relasi ketimpangan kekuasaan.

“Jadi saya berharap bahwa kita semua yang ada di kampus jangan mengedepankan power. Karena bisa saja ini tidak terungkap karena adanya relasi kekuasaan,” ujar Abdullah saat membuka kegiatan Sosialisasi dan Penguatan Kapasitas Satgas PPKS di Hotel Neo Kupang, Selasa (25/6/2024).

Abdullah menjelaskan, kekerasan seksual tidak mengenal subjek dan objek. Karena itu, kekerasan seksual tidak hanya terjadi pada mahasiswa, tapi dosen di kampus pun sering menjadi objek kekerasan seksual.

BACA JUGA:  Dapat Fasilitas Kredit Merdeka, Petani Sayur di TTS: Terima Kasih Bank NTT

Karena itu, peran Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) harus benar-benar dioptimalkan untuk penanganan dan pencegahan kasus kekerasan seksual di kampus.

“Kalau ada dosen atau mahasiswa yang melakukan kekerasan, jangan pandang bulu. Ada hukuman sedang, ringan dan berat yang harus diberikan. Ini butuh keberanian dari Satgas. Jangan karena kita sama-sama dosen dan kita takut memproses teman-teman dosen yang melakukan kekerasan,” tegasnya.

Ia berharap, tahun ini seluruh perguruan tinggi swasta di Nusa Tenggara Timur (NTT) wajib memiliki Satgas PPKS. Satgas menurutnya, sangat penting karena sebagai wadah untuk korban melaporkan kekerasan yang terjadi.

Selain itu, Satgas juga jadi wadah untuk sosliasiasi pencegahan dan penanganan kekerasan seksual di lingkungan kampus.

“Mari kita cegah bersama-sama dan mari kita punya komitmen membentuk Satgas di kampus kita masing-masing, agar bisa mensosialisasikan dan mencegah kasus-kasus yang terjadi di kampus. Kita berharap bulan Juli ini, semua kampus sudah punya Satgas PPKS,” tandas Abdullah. (*)