Kupang, KN – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Ahmad Yohan menegaskan, Pilkada bukan sekadar ajang untuk mencari kekuasaan.
Menurutnya, PAN ingin agar Pilkada dijadikan sebagai ajang untuk mencari pemimpin yang bisa menyelesaikan masalah-masalah di NTT.
“Pilkada kali ini bukan sekedar proses kita merekrut kader untuk berkuasa di NTT, tapi lebih dari itu bagi Partai Amanat Nasional kita sedang berproses untuk memilih putra-putri terbaik, untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk NTT yang kita cintai ini,” ujar Ahmad Yohan, saat menerima bakal calon Gubernur NTT Emy Nomleni mendaftar di DPW PAN NTT, Jumat (26/4/2024).
Ahmad Yohan menjelaskan, Provinsi NTT memiliki persoalan seperti kemiskinan, pendidikan, kesehatan khususnya Stunting yang harus diselesaikan oleh pemimpin-pemimpin di NTT.
Karena itu, PAN tidak ingin menjadikan Pilkada untuk kepentingan kelompok tertentu. Namun PAN ingin agar Pilkada ini dijadikan sebagai sarana untuk membangun NTT tercinta.
“Tentu tidak boleh kita jadikan Pilkada ini, hanya sekadar untuk kepentingan partai atau kelompok tertentu. Tapi harus kita gunakan ini sebagai jalan terbaik untuk membangun NTT yang kita cintai ini,” tegasnya.
Ketua DPW PAN NTT juga meminta kepada tim Pilkada PAN agar jangan hanya berpikir soal demokrasi prosedural, karena Bung Karno telah mengajarkan tentang demokrasi substansial.
“Hari ini kita berproses memilih orang menjadi Bupati Walikota Gubernur, tapi harus bisa pastikan bahwa proses ini kita bisa mengajak, memanggil orang-orang yang di pinggir yang tidak pernah didengar suaranya, yang tidak perlu diperhatikan nasibnya, yang tidak pernah kita pedulikan keadaannya. Ini harus kita lihat, kita tangkap dan kita selesaikan lewat proses yang bermartabat ini. Agar NTT yang kita cintai ini jangan lagi punya stigma buruk,” tegasnya.
Terkait pendafataran bakal calon Gubernur NTT Emy Nomleni, Ahmad Yohan menyatakan, hari ini pihaknya secara resmi menerima pendaftaran, namun proses selanjutnya DPP PAN yang akan menentukan arah dukungan.
“Kita ikuti semua proses ini. Proses ini adalah proses administrasi. Keputusannya ada di Dewan Pimpinan Pusat. Sehingga sebagai salah satu penggemar, saya harap proses ini tidak hanya terjadi di DPW PAN, tapi ibu juga punya jaringan yang kuat di Jakarta. Kalau rasa-rasanya ibu Mega telepon Pak Zul, selesai semua urusan,” tutur Ahmad Yohan.
“Ini bocoran saya sampaikan, karena saya ingin sekali, ada perempuan hebat dengan cinta kasihnya membangun NTT menjadi lebih baik,” sambungnya. (*)