Tambolaka, KN – Anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai NasDem, Ratu Ngadu Bonnu Wulla, ST bersama BKKBN NTT melaksanakan kampanye percepatan penurunan tengkes atau stunting, bagi masyarakat Desa Tanarara, Kecamatan Loli, Kabupaten Sumba Barat, NTT Rabu (24/01/2024).
Kegiatan tersebut dihadiri ratusan peserta, di antaranya ibu hamil, ibu menyusui, dan masyarakat umum, juga stakeholders terkait.
Anggota DPR RI Ratu Wulla pada kesempatan itu mengatakan, stunting merupakan masalah serius yang harus segera ditangani, karena itu, diperlukan kerja sama dan dukungan dari semua pihak untuk menurunkan angka stunting di Indonesia.
“Kegiatan yang dilakukan hari ini merupakan salah satu upaya pemerintah untuk memerangi stunting, agar angka stunting di NTT yang masih tinggi prevalensinya bisa diturunkan secepatnya,” ujar Ratu Wulla.
Ia menyampaikan, kegiatan tersebut bertujuan untuk mengedukasi masyarakat tentang betapa berbahayanya stunting, dan kiat yang dapat dilakukan oleh masyarakat untuk mendukung perang melawan stunting yang saat ini masih sangat tinggi.
“Saya berharap setelah mendapatkan pemahaman tentang stunting, masyarakat dapat memiliki perubahan pola hidup menjadi lebih sehat, dan mengutamakan pemenuhan gizi rumah tangga bagi ibu hamil, menyusui dan anak-anak pada 1000 hari kehidupan awal. Sehingga dengan begitu, risiko stunting dapat dieleminir sejak dini dan berdampak pada terputusnya mata rantai stunting,” jelasnya.
Harapan yang sama turut diungkapkan oleh Kepala Perwakilan BKKBN NTT dr Elsa Pongluturan, M.Kes yang hadir mendampingi Ratu Wua saat mengedukasi masyarakat Tanarara.
Ia menyampaikan bahwa, stunting merupakan kondisi gagal tumbuh pada anak di bawah usia 5 tahun akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang.
“Stunting dapat menyebabkan anak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, serta menurunkan kualitas hidup,” ungkapnya.
Karena itu, masyarakat diminta agar dapat mendukung upaya pemerinta saat ini untuk melawan stunting, dan menurunkan angka stunting di NTT yang dapat dimulai dari setiap rumah tangga masyarakat. (*)