Daerah  

Transformasi Sumber Daya Laut, NTT Butuh Dukungan dari Semua Komponen

pemerintah Provinsi NTT tidak bisa hanya mengandalkan nelayan, tapi butuh dukungan dari semua komponen.

NTT punya sejumlah potensi laut yang bisa dikembangkan, salah satunya adalah garam. Gubernur NTT saat memantau tambak belum lama ini. (Foto: Facebook @Suara Maumere)

Kupang, KN – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan Pemerintah Provinsi NTT siap mendukung tekad Presiden Jokowi terkait upaya hilirisasi terutama di bidang sumber daya kelautan.

“NTT merupakan provinsi dengan luas lautan lebih besar dari daratan. Untuk trasformasi sumber daya laut ini tentu dibutuhkan dukungan dari semua komponen terkait,” kata Gubernur Viktor Laiskodat, usai menghadiri secara virtual Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) Tahun 2023 di Ruang Rapat Gubernur, Senin 6 Januari 2023.

Menurut Gubernur Viktor, pemerintah Provinsi NTT tidak bisa hanya mengandalkan nelayan, tapi butuh dukungan dari semua komponen.

“Kita tidak bisa hanya mengandalkan para nelayan tapi juga semua komponen lainnya termasuk TNI Angkatan Laut dan pemangku kepentingan lainnya agar transformasi pengelolaan sumber daya laut ini dapat optimal,” jelasnya.

Ia menerangkan, dukungan dari semua komponen sangat penting sehingga ada sinergitas dalam pembangunan di Provinsi NTT.

“Itulah yang semangat yang sedang kita bangun di NTT yakni semangat kolaborasi,” jelas Gubernur VBL.

BACA JUGA:  Dirjen KASDAE Ajak Masyarakat NTT Cegah Penyu dari Ancaman Kepunahan

Sementara Presiden Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan (PTIJK) Tahun 2023 mengingatkan potensi laut yang dimiliki Indonesia seluas 3,25 juta kilometer persegi.

Berbagai potensi kekayaan alamnya seperti rumput laut dan aneka ragam ikan belum dimanfaatkan potensinya semaksimal mungkin.

Demikian halnya dengan ikan tuna, cakalang, dan tongkol, Indonesia merupakan eksportir nomor satu untuk ketiga komoditas tersebut. Namun, di saat yang sama Indonesia juga merupakan importir nomor satu tepung ikan.

“Ini sudah didorong ke luar kemudian kita impor lagi dalam bentuk tepung ikan. Apa tidak bisa kita menghilirkan ini, mengindustrialisasikan ikan kita menjadi tepung ikan? Sesulit apa? Tidak sulit kok. Kalau kita belum mampu, ya gandeng partner (investor, red). Saya selalu sampaikan  gandeng partner, jangan ragu-ragu untuk masuk ke sana,” pungkasnya. (Biro Adpim/KN)