Bisnis  

Berkat Bank NTT, Kampung Adat Prai Ijing Kini Jadi Destinasi Wisata Berbasis Digital

MENDUNIA. Gubernur NTT Viktor Laiskodat, Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade serta pejabat lainnya mengikuti sesi foto bersama anak-anak yang menyanyikan kidung rohani Give Thanks. (Foto: Dok. Humas Bank NTT)

Waikabubak, KN – PT. Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) tak henti-hentinya menciptakan inovasi dalam bidang pelayanan.

Bank dengan moto “Melayani Lebih Sungguh” itu berhasil menerapkan sistem digital pada destinasi wisata Kampung Adat Prai Ijing, Kabupaten Sumba Barat.

Melalui program festival desa binaan, Bank NTT kemudian mendesain sistem digital pada Kampung Adat Prai Ijing. Digitalisasi ini difokuskan pada sistem pemasaran serta narasi dan cerita sejarah.

Setiap pengunjung yang datang, bisa mengakses pemasaran, narasi, dan cerita sejarah tentang Kampung Adat Prai Ijing melalui smart phone. Tinggal scan barcode di Lopo Dia Bisa Bank NTT Kampung Adat Prai Ijing, maka semunya bisa langsung diakses via telepon genggam.

Dalam kunjungan kerjanya di daratan Pulau Sumba Senin 14 Februari 2022, Gubernur NTT Viktor Laiskodat bersama staf dan Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho berkesempatan mengunjungi Kampung Adat Prai Ijing.

Mereka meninjau Prai Ijing sebagai desa binaan Bank NTT dan menyerahkan kredit Mikro Merdeka Bank NTT, serta menghadiri penandatanganan MoU antara Bank NTT dengan Pemerintah Kabupaten Sumba Barat.

Kepala Desa Tebarra, Marthen Ragowino dalam laporannya menyampaikan, kampung Loli Atas dikenal sebagai orang yang suka perang suku, malas kerja, curi dan sebagainya. Namun itu cerita masa lalu, sekarang sudah jauh berubah.

Sejak 2018 dia menjabat sebagai kepala desa, mereka mendirikan Bumdes, dan kemudian Bumdes ini terus bertumbuh.

BACA JUGA:  DPRD NTT Laksanakan 3 Fungsi Utama Secara Baik Sepanjang Tahun 2021

Bumdes Iya Teki atau dalam bahasa setempat memiliki arti ‘Satu Suara’, Kampung Adat Prai Ijing sudah banyak berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat setempat.

Bumdes yang didukung Perdes tentang retribusi, mendatangkan PAD yang tidak sedikit, yakni Rp 170 juta di tahun 2018, lalu pada tahun 2019 mendulang Rp 244 juta, namun turun di tahun 2020 yakni hanya Rp 47 juta karena COVID 19.

“Kami mendapatkan banyak penghargaan baik tingkat lokal maupun nasional oleh beberapa kementerian,” kata Marthen Ragoniwo dalam laporannya kepada Gubernur NTT bersama rombongan.

Salah satu penghargaan yang baru diperoleh Prai Ijing adalah dinobatkannya mereka sebagai Desa Favorit dalam Festival Desa Binaan Bank NTT tahun 2021.

SERAHKAN HADIAH. Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho disaksikan Bupati Sumba Barat, Yohanis Dade (kiri) menyerahkan plakat juara favorit Festival Desa Binaan Bank NTT tahun 2021 kepada Kepala Desa Tebarra, Marthen Ragowino Bira, Senin (14/2) di kampung Prai Ijing. (Foto: Dok Bank NTT Waikabubak)

Tahun ini, oleh Bank NTT Cabang Waikabubak, Prai Ijing akan diikutkan lagi, bersama empat desa lainnya dalam festival yang sama, namun ditambahkan satu item lagi, yakni Festival PAD.

Untuk diketahui festival ini adalah sebuah ide brilian yang dilahirkan dalam masa kepemimpinan Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho.

Dan tahun ini, 2022 adalah tahun kedua pelaksanaan festival. Jika di tahun 2021 pesertanya 23 desa, maka tahun ini bertambah menjadi 115 desa. Pasalnya, setiap cabang wajib mengirim lima desa terbaik. (Stenly-Humas Bank NTT/AB)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS