Kupang, KN – Kepala Kejaksaan Tinggi (Kajati) Nusa Tenggara Timur (NTT), Dr. Yulianto, SH,.MH menyatakan kecewa terhadap pernyataan anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan.
Dalam video pendek yang beredar pekan silam saat rapat bersama Jaksa Agung, Arteria Dahlan menuding Kajati NTT Yulianto melakukan kriminalisasi terhadap pengusaha berinisial HT.
Pernyataan ini ditanggapi oleh Kajati NTT Yulianto. Dalam jumpa pers bersama wartawan Kamis 27 Januari 2022, Yulianto menyebut Arteria Dahlan menggunakan hak imunitas secara tidak beretika, tendensius dan rasis.
Menurut Yulianto, kasus yang melibatkan HT yang saat ini sedang diselidiki pihak Kejaksan Tinggi NTT tidak berhubungan dengan penangkapan Satgas 53.
HT dilaporkan oleh sejumlah LSM yang kasusnya berkaitan dengan dugaan korupsi pengerjaan jalan dan jembatan di Kabupaten TTU, TTS, dan Belu.
Kasus laporan ini diselidiki secara profesional dan melibatkan sejumlah ahli dari perguruan tinggi negeri di Kupang Nusa Tenggara Timur.
“Sesuai SOP kami, sampai 30 hari. Kita kasi waktu kepada yang bersangkutan. Kita cari alat bukti. Sekalipun sudah kasat mata begini kita tidak naikan ke penyidikan. Makanya saya sangat marah ke Arteria yang mengatakan 1 minggu naik ke penyidikan. Naik ke penyidikan apa? Sekarang masih penyelidikan,” jelas Yulianto kepada wartawan, Kamis 27 Januari 2022.
Yulianto menegaskan, harusnya dengan hak imunitasnya, Arteria Dahlan menanggapi kasus HT dengan etika yang tinggi, atau menanyakan perkara itu kepada pihak Kejaksan Tinggi NTT.
Kajati NTT juga menyatakan dirinya sudah menghadap langsung Jamintel saat dipanggil sebelum rapat Komisi III DPR RI bersama Jaksa Agung. Sehingga yang dikatakan Arteria Dahlan bahwa dirinya mangkir, sama sekali itu tidak benar.
“Jadi ketika orang itu tendensius dan tidak mau bertanya, nanti akan dipermalukan sendiri,” ucap Kajati Yulianto.
Kemudian terkait tudingan Arteria Dahlan tentang permintaan menjadi Kajati Jawa Timur, Yulianto menegaskan, hal itu sama sekali tidak benar. 4 bulan yang lalu, Yulianto mengatakan dipanggil oleh Wakil Jaksa Agung dan menanyakan ke mana mau pindah setelah dari NTT.
“Saya jawab, saya mau kembali ke Jawa Timur. Dulu Bapak juga dari NTT ke Jawa Timur. Kenapa saya kembali ke Jawa Timur? NTT rumah saya yang kedua. Di sini saya kembalikan triliun, kalau bisa saya ke tempat lahir saya. Barangkali saya bisa buat yang lebih baik,” tegasnya.
Yulianto menegaskan tidak pernah meminta jabatan, karena jabatan adalah amanah. Jika tidak ditakdirkan oleh Tuhan, maka jabatan itu pun tidak akan pernah diperoleh. Terkait jabatan Kajati Jawa Timur, Yulianto mengaku diancam oleh Arteria Dahlan. Ia menegaskan dirinya asli orang Madura di mana ayah dan ibunya berasal dari Madura.
“Dia orang Minang. Saya orang Jawa Timur asli. Saya lahir di Banyuwangi dan besar di Jawa Timur. Kok bisa orang Minang menolak orang asli Jawa Timur kembali ke rumahnya? Itulah yang saya bilang rasis,” ungkap Yulianto.
Yulianto berharap agar hak imunitas DPR RI digunakan secara baik, tanpa harus menimbulkan kegaduhan. Sebab pernyataan rasis bisa menimbulkan kegaduhan di tengah masyarakat Jawa Timur khususnya Madura. (*)