Kupang, KN – Badan Pengurus Cabang (BPC) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Kota Kupang mengadakan mengadakan CEO Forum. Kegiatan ini menjadi ajang berbagi pengalaman antara pengusaha senior kepada para junior.
Kegiatan tersebut berlangsung di Restoran Suba Suka Paradise Kota Kupang pada Kamis 16 Desember 2021. Tokoh dan pengusaha senior yang dihadirkan untuk memberikan testimoni tak lain merupakan anggota Dewan Kehormatan BPC HIPMI Kota Kupang.
Mereka adalah Wali Kota Kupang Jefirtson Riwu Kore, Anggota DPD RI Abraham Paul Liyanto, Ketua Real Estate Indonesia (REI) NTT dan CEO Pitoby Group Bobby Thinung Pitoby, GM PT. Pelindo III Tenau Kupang Agus Nazar, serta Wakil Ketua Kadin NTT Bobby Lianto.
Hadir juga saat itu para pengurus dan anggota BPC HIPMI Kota Kupang baik melalui daring dan luring. Ketua BPC HIPMI Kota Kupang Yusak Benu memimpin langsung jalannya CEO Forum yang sebagian besar diikuti oleh para pengusaha muda.
Ketua BPC HPMI Kota Kupang Yusak Benu mengatakan, CEO forum digelar untuk berbagi pengalaman. Menurutnya, CEO forum menghadirkan 47 anggota HIPMI Kota Kupang untuk mendengar testimoni-testimoni dari pengusaha senior.
“Kita harus mendapat bimbingan dari senior. Karena kadang kita merasa mampu, namun kemampuan kita masih jauh dari harapan. CEO forum ini kita tidak banyak mengundang keluar, tetapi kita lebih rapikan kedalam,” kata Yusak Benu kepada wartawan.
Ia menjelaskan, bahwa belajar dari pengalaman masa lalu dirinya tidak pernah berniat untuk masuk ke politik. Sebagai Ketua BPC HIPMI Kota Kupang, ia bertekad untuk terus melayani masyarakat.
“Saya mau memberikan diri untuk melayani. Jangan ada tendensi politik dalam organisasi ini. Biarkanlah pelayanan murni kita untuk memberkati dan membangun Kota Kupang,” tegas Yusak Benu.
Wakil Ketua Kadin NTT Bobby Lianto menyatakan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) akan terus berkolaborasi dengan HIPMI untuk melahirkan pengusaha-pengusaha baru di NTT.
“Kadin dan HIPMI punya semangat untuk bersama memotivasi orang menjadi pegusaha, melahirkan pengusaha-pengusaha baru dan mengajak orang untuk berbisnis,” kata Bobby Lianto yang juga adalah kandidat kuat Ketua Kadin NTT itu.
Bobby berharap pengusaha muda mampu menguasai digitalisasi teknologi informasi karena dunia saat ini membutuhkan hal tersebut.
“Ke depan faktor tenaga yang dibutuhkan adalah anak muda. Tentu marketnya anak-anak muda sendiri. Kita harus persiapkan anak muda lebih mudah menangkap teknologi,” tandasnya.
Wali Kota Kupang Jefirtson Riwu Kore pada kesempatan itu menekankan pentingnya seorang pengusaha terlibat dalam organisasi semisal HIPMI. Menurutnya, dengan berorganisasi siapapun bisa memiliki banyak teman jaringan.
“Dengan banyak teman tentunya bisa saling menopang satu sama lain apabila ada kendala atau kesulitan,” ujarnya.
Dia juga mengatakan seorang pengusaha harus pandai menangkap peluang sekecil apapun. Karena menurutnya, peluang tidak akan datang dua kali meskipun kemungkinan gagal bisa saja terjadi.
“Jadi harus berani. Soal gagal itu urusan belakang,” ujar sosok yang pernah dipercaya memimpin sebuah hotel terkenal di Jakarta ini.
Riwu Kore juga menekankan akan pentingnya menjaga kepercayaan. Selain itu, kejujuran serta profesional dalam menjalankan sebuah amanah atau usaha yang dijalankan harus ditanamkan dalam diri seorang pengusaha.
“Jika kepercayaan itu hilang, maka selamanya orang tidak akan percaya lagi dengan kita. Makanya harus dijaga,” tandasnya.
Pada kesempatan itu, sosok yang akrab disapa Jeriko ini berbagi pengalamannya selama menjalankan bisnis kantong semen di Jakarta, hingga bisa menghasilkan omset miliaran rupiah perminggunya.
Senada, Abraham Paul Liyanto menekankan bahwa seorang pengusaha dalam berorganisasi harus berorientasi pada jaringan, bukan uang. Berorganisasi menurutnya, juga sebagai wadah berdiskusi dan bertukar pikiran satu sama lain.
Hal yang tak kalah penting disampaikan anggota DPD RI 3 periode ini adalah merubah cara berpikir dari plutokrasi atau berbicara hanya masa lalu, ke meritokrasi atau berbicara tentang hal-hal terkait masa depan.
“Harus percaya diri bicara masa depan. Bekerja dan berpikir secara milenial. Jangan lagi kerja pakai cara-cara yang lama,” pungkasnya. (*)