Bajawa, KN – Program TJPS atau Tanam Jagung Panen Sapi didukung penuh oleh Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian yang berlokasi di Kabupaten Ngada.
Program ini digagas oleh Gubernur Viktor Laiskodat dan Wakil Gubernur Josef Nae Soi melalui Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi NTT untuk membawa masyarakat keluar dari jurang kemiskinan.
Mertin Lusi selaku perwakilan STIPER dan Ketua Kelompok Jagung Lahan Turekisa mengatakan, total ada 2 lahan yang digunakan untuk program TJPS diantaranya di Turekisa dan di Soa.
“Turekisa itu sekitar 5 Ha, sedangkan di Soa itu luas lahannya sekitar 5 Ha juga,” kata Mertin kepada Koranntt.com, Kamis 2 Desember 2021.
Ia menjelaskan, jenis jagung yang ditanam pada kedua lahan tersebut adalah Lamuru, dengan total panen tahun pertama mencapai hampir 20 ton.
Meski demikian, menurutnya jenis jagung Lamuru ternyata tidak cocok dengan iklim di daerah dingin seperti Turekisa.
Jagung Lamuru yang ditanam di Turekisa mendapat serangan dari hama Hawar Daun. Hasilnya daun jagung mulai menguning sampai layu, dan hasil panen di Turekisa tidak banyak.
Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Ngada juga berkomitmen untuk mendukung semua program Gubernur dan Wakil Gubernur NTT khusus dalam bidang pertanian.
“Namun kita juga usulkan, agar program yang diturunkan disesuaikan dengan iklim dan topografi wilayah agar tepat sasar. Kalau program pertanian, kami sangat mendukung,” ungkapnya.
Penjabat Kepala Desa Turekisa Arkadius Irenius Lota Noka menyampaikan, lahan di Desa Turekisa yang digunakan untuk program TJPS seluas kurang lebih 5 Ha.
Lahan tersebut milik Pemerintah Kabupaten Ngada, namun sudah 2 tahun digunakan oleh STIPER untuk menanam jagung sebagai bentuk wujud nyata program TJPS.
Ia berharap jika lahan tersebut tidak lagi digunakan, maka secepatnya dibangun kampus, atau diberikan kepada pemerintah Desa Turekisa untuk membuat kebun contoh dan pasar guna menambah Pendapatan Asli Desa.
“Itu bisa membantu masyarakat kami di sini. Di samping itu bisa menambah PADes,” tandasnya.
Arkadius meminta kepada pemerintah agar menyiapkan bibit dan benih tanaman jagung maupun hortikultura agar bisa diperoleh dengan mudah oleh masyarakat.
“Kami di sini sangat susah terkait bibit, khususnya jagung. Kami berharap pemerintah memperhatikan ini,” tutupnya. (*)