Kupang, KN – Pemerintah Kabupaten Ngada bakal menyetor pernyertaan modal dalam bentuk aset atau inbreng senilai Rp6 Miliar lebih kepada PT. Bank NTT pada tahun 2022 mendatang.
Kesepakatan penyertaan modal dalam bentuk inbreng telah tercapai saat pertemuan antara Wakil Bupati Ngada Raymundus Bena dan Direksi Bank NTT, di Lantai 5 Kantor Pusat Bank NTT, Selasa 19 Oktober 2021.
Wakil Bupati Ngada Raymundus Bena mengatakan, penyertaan modal dalam bentuk inbreng merupakan tindak lanjut kesepakatan yang telah dibangun bersama Bank NTT.
“Ada dua lokasi kita di Ngada yang tidak terurus dengan baik, kita coba lakukan appraisal dengan Bank NTT agar bisa dijadikan inbreng, sehingga penyertaan modalnya bisa dalam bentuk inbreng,” kata Wabup Ngada Raymundus Bena kepada wartawan di Lantai I Kantor Pusat Bank NTT.
Terkait penyertaan modal inti kepada Bank NTT, Wakil Bupati Ngada Raymundus Bena menyebut sejauh ini Pemkab Ngada sudah menyetor Rp11 Miliar sejak tahun 2012 hingga tahun 2021.
“Untuk tahun ini di perubahan anggaran, kita sudah sertakan Rp3 Miliar,” jelasnya.
Wabup Ngada menegaskan, Pemkab Ngada sebagai pemegang saham, terus mendukung eksistensi Bank NTT dalam bentuk kebijakan-kebijakan, untuk mengamankan kepentingan bank terutama dalam hal penyertaan modal.
“Pelayanan Bank NTT untuk masyarakat Kabupaten Ngada cukup luar biasa. Bahkan ada program-program yang diluncurkan untuk pemberdayaan UMKM. Itu sangat bagus,” tandasnya.
Ia menambahkan, ke depan ada lima desa di Kabupaten Ngada yang akan dijadikan Desa Model, dan akan didampingi oleh Bank NTT dalam upaya pemberdayaan dan peningkatan ekonomi masyarakat.
Sementara itu, Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada Pemkab Ngada, yang telah berkomitmen menyerahkan inbreng sebagai penyertaan modal kepada Bank NTT.
“Atas nama pengurus, kita sangat bersyukur memiliki pemegang saham yang memiliki komitmen luar biasa bagi visi Bank NTT agar semakin maju,” kata Dirut Alex Riwu Kaho.
Menurutnya, saat ini yang paling dibutuhkan Bank NTT adalah daya tahan kelembagaan yang tentunya datang dari modal. Pemkab Ngada telah memilih untuk memanfaatkan aset-aset milik pemerintah yang selama ini belum dikelola secara produktif.
“Langkah cerdas ini, bukan hanya berkontribusi bagi peningkatan PAD, tetapi juga menguatkan daya tahan, daya saing dan daya tumbuh Bank NTT. Ini salah satu solusi pemenuhan modal inti minimum. Kita sangat mengapresiasi pemikiran cerdas dari pemegang saham,” tandas Dirut Alex Riwu Kaho. (*)