Oelamasi, Koranntt.com – Pasca 2 orang terpapar virus corona pekan silam, Kepala Desa Kairane, Kecamatan Amabi Oefeto, Kabupaten Kupang mengambil langkah cepat untuk melakukan rapid test antigen terhadap warganya, Minggu (31/1/2021) siang.
Rapid test antigen dilakukan terhadap warga yang melakukan kontak erat dengan kedua pasien tersebut, yang juga sebelumnya sudah menjalani isolasi mandiri.
Kepala Desa Kairane, Bernardus Beis mengatakan, kegiatan rapid test antigen merupakan langkah yang diambil oleh pemerintah Desa untuk mencegah dan mengurangi penyebaran Covid-19.
Selain menjalani rapid test antigen, warga Desa Kairane juga diberikan edukasi terkait penanganan dan pencegahan penularan Covid-19.
Kegiatan edukasi ini disampaikan oleh analis kesehatan dari Rumah Sakit Kartini Kupang, Simeon Penggoam dan dihadiri Kepala Puskesmas Fatukanutu, drg. Tirsa Fomeni.
“Hari ini kita melaksanakan kegiatan edukasi deteksi dini dan pemeriksaan kesehatan untuk mencegah penularan covid-19,” ujar Bernardus Beis dalam sambutannya membuka kegiatan tersebut.
Ia menjelaskan, tokoh masyarakat, tokoh adat dan tokoh agama juga dihadirkan dalam kegiatan edukasi, sehingga mereka bisa memberikan pemahaman bagi masyarakat cara mencegah penularan Covid-19.
“Kalau dalam proses pemeriksaan kesehatan dan ada yang positif, maka pemerintah Desa Kairane telah menyiapkan tempat isolasi mandiri, dilengkapi dengan tenaga kesehatan yang siap mengawasi,” ucap Kades Kairane.
Dijelaskannya, hasil pemeriksaan kesehatan hari ini, akan dilaporkan kepada pemerintah Kecamatan dan Kabupaten untuk diketahui Camat Amabi Oefeto dan Bupati Kupang sebagai pimpinan di wilayah Kabupaten Kupang.
“Saya berharap dengan adanya kegiatan ini, masyarakat semakin paham apa itu Covid-19, cara pencegahan, cara menularnya seperti apa dan bagaimana masyarakat bertindak jika terpapar virus corona,” ungkap Kades Nadus Beis.
Sementara itu, analis kesehatan dari Rumah Sakit Kartini Kupang, Simeon Penggoam menyampaikan, gejala-gejala umum yang ditimbulkan oleh covid-19 seperti nyeri kepala, batuk kering, rasa tidak nyaman di tenggorokan, diare, mata bermerah dan kehilangan indra penciuman maupun indra perasa.
“Jadi selama ini teman-teman saya yang positif mengatakan kalau semprot parfum, saya tidak bisa cium. Teman saya yang satunya biasa-biasa saja,” ucap Simeon.
Ia menjelaskan, gejala yang paling berat dan dirasakan oleh pasien penderita covid-19 yaitu sesak napas. Menurutnya, ada perbedaan flu biasa dan Covid-19. Flu biasa akan hilang dalam 2 sampai 3 hari setelah melewati masa puncak. Sedangkan Covid-19, gejalanya bisa bertahan lama hingga 14 hari ke depan.
Simeon juga menjelaskan sifat-sifat virus dan cara penanggulangan jika terdapat masyarakat yang tepapar Covid-19. Masyarakat Desa Kairane diharapkan tetap menjaga protokol kesehatan, dengan menerapkan pola hidup 5M termasuk jaga jarak dan cuci tangan serta tidak perlu takut apalagi gugup jika terpapar covid-19.
Kepala Puskesmas Fatukanutu, drg. Tirsa Fomeni yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan, pihaknya terus melakukan tracing terhadap warga yang melakukan kontak erat dengan pasien covid-19.
“Kita terus lakukan tracing terhadap semua warga yang pernah kontak langsung dengan pasien covid-19. Kemarin di Fatukanutu, ada pasien yang positif tetapi sempat kumpul dengan warga setempat, sehingga semua warga kita tracing untuk menjalani pemeriksaan kesehatan,” ujar drg. Tirsa Fomeni.
Untuk diketahui, jumlah warga Desa Kairane yang menjalani pemeriksaan kesehatan rapid test antigen adalah sekitar 40 orang lebih. Mereka terdiri dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa.
Hasil pemeriksaan rapid test antigen, semua warga dinyatakan negatif atau tidak terpapar virus corona. (EK/AB/KN)