Kupang, KN – Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Emanuel Melkiades Laka Lena, memastikan inflasi tetap terjaga dan stok serta harga Sembako stabil jelang perayaan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Hal ini disampaikan, saat kunjungan kerja bersama Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTT ke Komplek Pergudangan Alak Perum Bulog Kanwil NTT, Selasa (23/12/2025).
“Pagi ini kami dari TPID NTT bersama Ditreskrimsus Polda NTT melakukan pengecekan langsung ke Pergudangan Alak Perum Bulog Kanwil NTT untuk memastikan bahwa seluruh stok sembako benar-benar siap melayani masyarakat NTT menjelang Natal dan Tahun Baru,” kata Gubernur.
Ia menyampaikan apresiasi atas kerja sama solid TPID NTT yang dinilai berhasil menjaga inflasi daerah tetap terkendali sepanjang tahun 2025. Menurutnya, koordinasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam menjaga stabilitas harga dan pasokan.
“Kami berterima kasih kepada seluruh tim TPID yang secara konsisten bekerja mengendalikan inflasi. Dengan kerja sama yang baik ini, kami pastikan seluruh kebutuhan pokok masyarakat bisa diperoleh di berbagai tempat dengan harga yang terjangkau dan stabil,” tegasnya.
Gubernur juga menekankan pentingnya sistem peringatan dini terhadap gejolak harga dan gangguan distribusi. Ia meminta agar setiap sinyal ekonomi, baik yang bersumber dari data harian, cuaca ekstrem, maupun distribusi logistik, segera dilaporkan untuk ditindaklanjuti.
“Kalau ada sinyal kenaikan harga atau gangguan distribusi, jangan tunggu. Segera sampaikan supaya bisa ditangani cepat. Pemerintah daerah siap melakukan langkah intervensi, termasuk dukungan penegakan hukum bila diperlukan,” ujar Melki.
Ia menegaskan bahwa pemerintah tidak akan mentolerir praktik penimbunan, spekulasi harga, maupun permainan distribusi yang berpotensi merugikan masyarakat, terutama pada momentum Natal dan Tahun Baru.
Menutup kunjungan tersebut, Gubernur NTT mengajak seluruh masyarakat untuk merayakan Natal dan Tahun Baru dengan tenang serta tetap menjaga situasi daerah agar kondusif.
“Kami berharap Natal dan Tahun Baru ini dapat berjalan aman, lancar, stok terjaga, harga terkendali, dan masyarakat bisa merayakan dengan penuh sukacita,” pungkas Gubernur.
Sementara itu, Pimpinan Wilayah Perum Bulog Kanwil NTT Arrahim K. Kanam melaporkan bahwa stok beras Bulog di seluruh wilayah NTT saat ini mencapai sekitar 10.540 ton, yang dinilai cukup aman untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama kurang lebih tiga bulan ke depan.
“Bulog Kanwil NTT memiliki 10 cabang gudang yang tersebar di Atambua, Waingapu, Labuan Bajo, Ruteng, Ende, Maumere, Larantuka, hingga Kalabahi di Alor. Dengan stok saat ini, kebutuhan pangan masyarakat masih aman hingga tiga bulan ke depan,” jelas Arrahim.
Ia menjelaskan, berkurangnya stok di beberapa gudang disebabkan oleh penyaluran bantuan pangan beras yang sedang berjalan.
Namun Bulog telah mengajukan tambahan pasokan dari pusat sebanyak sekitar 22 ribu ton, dengan sekitar 10 ribu ton di antaranya direncanakan masuk ke Gudang Alak dalam waktu dekat.
“Jika tambahan stok ini masuk, maka kapasitas gudang kembali penuh dan posisi stok sangat aman untuk mendukung kebutuhan Natal dan Tahun Baru,” katanya.
Bulog juga terus menjaga stabilitas harga melalui penyaluran beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) kemasan 5 kilogram. Sepanjang tahun 2025, Bulog telah menyalurkan sekitar 32 ribu ton beras SPHP di seluruh wilayah NTT, termasuk melalui Gerakan Pangan Murah (GPM).
“Harga beras SPHP saat ini berada di angka Rp56.500 per kemasan. Berdasarkan evaluasi Badan Pangan Nasional, harga pangan di NTT relatif stabil, dan kami terus berupaya menjaga kondisi ini selama Nataru,” tambah Arrahim.
Rombongan Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) NTT selanjutnya bergerak ke Pelabuhan Peti Kemas Tenau, Kupang, untuk memastikan aktivitas jasa pengiriman serta keluar masuk barang berjalan lancar, terpantau secara detail, dan tetap terjangkau bagi masyarakat.
Dalam peninjauan di pelabuhan yang dikelola Pelindo, Gubernur NTT Emanuel Melkiades Laka Lena menekankan pentingnya transparansi data logistik, terutama terkait jenis muatan, asal barang, dan stabilitas arus distribusi.
Gubernur Melki mempertanyakan langsung kondisi muatan barang di pelabuhan, termasuk stabilitas pengiriman serta kelengkapan data yang dilaporkan oleh penyedia jasa.
“Muatan ini stabil atau tidak? Barang apa saja yang masuk, dari mana asalnya, itu harus teridentifikasi dengan jelas. Semua pengiriman memang tercatat, tetapi detailnya belum sepenuhnya terbaca,” ujar Gubernur Melki.
Menurutnya, keterbukaan dan ketelitian data logistik menjadi kunci dalam pengendalian inflasi daerah. Dengan mengetahui rincian muatan secara detail, pemerintah dapat mengambil langkah antisipatif untuk mengatur distribusi, mencegah kelangkaan, serta menjaga stabilitas harga di pasar.
“Kalau kita tahu detail barangnya, maka kita bisa mengatur dengan lebih baik. Ini penting agar distribusi berjalan efisien dan harga tetap terkendali,” tegasnya. (ocp/ab)

