Kupang, KN – Wakil Ketua Umum DPP Partai Golkar yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Nusa Tenggara Timur (NTT), Emanuel Melkiades Laka Lena, menyampaikan rasa syukur atas penetapan Presiden ke-2 Republik Indonesia, H. M. Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional.
Dalam acara doa syukur yang digelar Partai Golkar NTT, Rabu (12/11/2025), Melki mengenang berbagai capaian pembangunan yang dilakukan pada masa pemerintahan Soeharto.
Ia menyebut, meskipun Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) saat itu hanya sekitar Rp100 triliun, pembangunan Indonesia berlangsung sangat pesat.
“Pada masa itu, APBN kita hanya sekitar Rp100 triliun, tetapi Pak Harto mampu membangun Indonesia luar biasa. Dengan keterbatasan, namun lahir banyak karya nyata seperti Gedung Golkar, Bendungan Tilong, dan Stadion Oepoi di NTT serta karya lain,” ujar Melki.
Menurut Melki, setiap tokoh besar pasti memiliki sisi positif dan negatif. Namun, ia menilai penetapan Soeharto sebagai pahlawan merupakan langkah yang tepat karena menegaskan jasa besar beliau terhadap bangsa.
“Kita bersyukur di era Presiden Prabowo Subianto, pemerintah menetapkan 10 tokoh nasional sebagai Pahlawan Nasional, termasuk Presiden ke-2, H. M. Soeharto. Menjadi tokoh besar tentu tidak mudah, semakin besar pro dan kontra justru menunjukkan pengaruh tokoh tersebut,” ucapnya.
Melki yang juga Gubernur NTT ini, menyoroti keberhasilan Indonesia di masa pemerintahan Soeharto, seperti beasiswa Supersemar, swasembada beras, kemandirian energi, serta stabilitas politik dan ekonomi.
“Indonesia pernah diakui sebagai macan Asia. Di era Pak Harto, pertumbuhan ekonomi berjalan baik dan pemerataan terjadi. Bahwa di akhir pemerintahannya ada persoalan, hal itu juga dialami pemimpin-pemimpin lain. Secara objektif, kita harus mengakui bahwa di masa beliau, Indonesia dan NTT maju,” katanya.
Selain itu, Melki mengingatkan berbagai program peninggalan Soeharto yang berdampak besar bagi rakyat, seperti pembangunan SD Inpres, Puskesmas, dan program Beasiswa Supersemar.
“Pak Harto tidak banyak bicara, tapi beliau berbuat banyak untuk bangsa. Sebagai kader Partai Golkar, kita bersyukur karena beliau pernah menjadi Dewan Pembina Partai Golkar. Golkar saat itu menjadi partai yang kuat dan berpengaruh besar dalam pembangunan bangsa,” tutur Melki.
Eks anggota DPR RI juga mengungkapkan pengalaman pribadinya sebagai aktivis di masa reformasi.
“Saya termasuk yang dulu ikut demo menentang pemerintah. Tapi waktu itu kami berpikir seperti remaja yang masih belajar. Setelah masuk ke dunia politik melalui Partai Golkar di era Pak Akbar Tanjung, saya menyadari bahwa partai ini telah banyak membentuk politisi hebat di negeri ini,” ujarnya.
Ia menegaskan, jasa Soeharto terhadap bangsa dan Partai Golkar sangat besar, dan semangatnya perlu terus diwariskan kepada generasi berikutnya.
“Kita perlu meneladani semangat dan keteladanan Pak Harto, termasuk sikapnya yang menghindari pertumpahan darah dan secara damai menyerahkan kekuasaan kepada Presiden B. J. Habibie. Beliau layak menjadi teladan bagi kita semua,” tegas Melki.
Sebagai penutup, Melki mengusulkan agar Partai Golkar NTT menyusun sebuah buku yang mendokumentasikan jejak karya Presiden Soeharto di NTT.
“Saya minta kita membuat buku tentang jejak karya Presiden Soeharto di NTT, agar menjadi pengingat bahwa di tanah ini banyak hal besar yang telah dilakukan beliau untuk rakyat,” pungkasnya. (*)

