STIKES Maranatha Gelar Seminar Kesehatan Menuju NTT Bebas Malaria

Malaria menjadi ancaman yang cukup serius. Jumlah kasus positif Malaria di NTT 9.536 kasus.

Kegiatan Seminar Kesehatan (Foto: Eman Krova)

Kupang, KN – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Maranatha Kupang menggelar Seminar Kesehatan dengan tema “Interprofessional Colaboration Menuju NTT Bebas Malaria”.

Seminar disponsori oleh Mahasiswa AAJI Angkatan 3, dan digelar secara hybrid di Ruang Gaharu Hotel Neo Aston Kupang, Selasa 26 April 2022 dengan menghadirkan lebih dari 400 tenaga kesehatan serta beberapa pakar dan profesional dalam bidang kesehatan.

Ketua STIKES Maranatha Kupang Stefanus Mendes Kiik S.Kep.Ns., M.Kep., Sp. Kep Kom dalam sambutannya mengatakan, kegiatan seminar tersebut merupakan momen istimewa untuk mendapatkan ilmu, karena para pakar di bidang kesehatan akan membagi pengalaman mereka terkait upaya mengeliminasi Malaria di NTT.

Steven meminta para peserta untuk menikmati kesempatan unik ini sebaik mungkin, agar bisa memperoleh ilmu yang berguna bagi masyarakat.

Ia menjelaskan, Provinsi NTT merupakan salah satu destinasi wisata terbaik di dunia, dengan Pulau Sumba dan Labuan Bajo menjadi destinasi wisata super prioritas.

“Namun Malaria menjadi ancaman yang cukup serius. Jumlah kasus positif Malaria di NTT 9.536 kasus, yang tersebar di 18 Kabupaten/Kota, dan kasus tertinggi ada di SBD kurang lebih 51% dari total kasus tadi,” ungkap Steven Mendes.

Ketua STIKES Maranatha juga menegaskan bahwa, saat ini dibutuhkan kolaborasi dan kerja sama dari semua profesi, demi tercapainya NTT bebas Malaria.

“Saat ini, sudah ada 5 Kabupaten/kota yang berhasil mengeliminasi Malaria, yakni Kota Kupang, Manggarai Timur, Manggarai, Ende dan Ngada,” tandasnya.

Sementara itu Ketua Panitia Seminar Kesehatan Brigida Manuela da Costa.Amd Kep mengatakan, Malaria menjadi penyakit global dan mengancam kesehatan jiwa manusia.

“Tenaga kesehatan dituntut selain meningkatan kesehatan masyarakat, tetapi juga wajib menjaga diri sendiri,” ujarnya.

Ia menambahkan, STIKES Maranatha Kupang sebagai institusi kesehatan perlu mendorong kesehatan komunitas.

Karena itu, mahasiswa STIKES Maranatha melaksanakan seminar kesehatan dengan tujuan meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait Malaria.

Konsultan Malaria NTT Dece Meri Pay S.KM, M.Kes dalam materinya mengatakan, yang menjadi tantangan saat ini adalah pengendalian vektor. Sehingga masalah penyakit malaria harus segera diselesaikan secara kolabiratif dan lintas sektor.

BACA JUGA:  Rektor Unika Santu Paulus Ruteng Dikukuhkan Jadi Guru Besar Ilmu Religi dan Budaya

“Malaria ini penyakit yang sangat bahaya dan manular. Karena bisa dengan cepat menyebar, sehingga mata rantai penyebaran malaria harus diputus, agar kita bisa mengeliminasi kasus ini,” ungkapnya.

Dece menjelaskan, malaria merupakan salah satu penyakit yang sangat membahayakan nyawa manusia, sehingga endemi itu sudah menjadi perhatian dunia.

“Namun hingga saat ini belum ada satu alat tunggal yang bisa digunakan untuk menyelesaikan masalah ini. Jadi kita harus berkolaborasi meningkatkan uregensi demi mengakhiri masalah ini. Karena untuk mengeliminasi kasus ini dibutuhkan waktu 36 bulan,” pintanya.

Ia menambahkan, daerah yang sudah berhasil eliminasi malaria di wilayahnya, diharapkan agar mampu menjaga tren positifnya, sehingga bisa terhindar dari penyebaran kasus malaria.

“Artinya harus dijaga dengan baik, sehingga penyakit ini tidak lagi menyebar. Karena malaria ini sangat gampang menular. Apalagi dengan mobilisasi penduduk yang keluar masuk daerahnya. Maka itu akan sangat berpengaruh,” tandasnya.

Berikut narasumber yang diundang untuk membawakan materi dalam Seminar Kesehatan yang diselenggarakan Stikes Maranatha:

1. dr. Frans Taolin, SP.A, selaku Ketua KOMDA PP KIPI Provinsi NTT, membawakan materi dengan tema, Update diagnosis dan tata laksana pengelolaan Malaria.

2. Aemilianus Mau, S. Kep. Ns., M.Kep, selaku Ketua DPW PPNI NTT dalam materinya menyampaikan peran Persatuan Perawan Nasional Indonesia (PPNI) dalam mendukung eliminasi Malaria di NTT.

3. Pius Selsa., S.Kep.,Ns., M.Sc, selaku Sekretaris Jurusan Keperawatan Poltekes Kupang, membawakan materi peran perawat dalam mendukung eliminasi Malaria di NTT.

4. Dece Meri Pay, S.KM, M.Kes, selaku Konsultan Malaria Provinsi NTT, memberikan materi dengan tema situasi malaria di NTT dan kolaborasi interdisiplin dalam eliminasi Malaria.

5. Andreas Fa, A.Md, Kep, Kabid F2 Sumba Tengah, membawakan materi dengan tema upaya menurunkan endemisitas Malaria di Kabupaten Sumba Tengah.

6. Fersy Y. Loek, Mahasiswi AJ Stikes Maranatha Kupang, memberikan materi dengan tema evidencebase upaya eliminasi Malaria.(*)