Daerah  

BBWS Nusa Tenggara II Siap Selesaikan Seluruh Proyek Irigasi Akhir 2025

Kepala BBWS Nusa Tenggara II Parlinggoman Simanungkalit. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN — Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara II menargetkan seluruh proyek irigasi yang masuk dalam program tahap dua dan tahap tiga dapat diselesaikan pada akhir tahun 2025.

Target tersebut merupakan instruksi langsung dari pemerintah pusat agar seluruh pekerjaan selesai tepat waktu.

“Harapan pemerintah pusat, kita bisa selesaikan semua pekerjaan di akhir tahun 2025. Karena tidak ada perintah di luar itu,” ujar Kepala BBWS NT II, Parlinggoman Simanungkalit, usai menghadiri peringatan Hari Bakti ke-80 PU di Kupang, Rabu (3/12/2025).

Parlinggoman menjelaskan, untuk Instruksi Presiden (Inpres) tahun 2025 terdapat 66 lokasi irigasi pada tahap kedua, ditambah sejumlah lokasi baru yang masuk dalam tahap ketiga.

Ia menyebut pekerjaan tahap kedua telah berjalan dengan baik, sementara tahap ketiga sudah memasuki tahap kontrak dan mulai dilaksanakan di lapangan.

Ia berharap rehabilitasi irigasi ini bisa mengembalikan kinerja jaringan irigasi milik provinsi maupun kabupaten yang selama ini mengalami penurunan.

“Fungsi rehabilitasi ini paling tidak mampu mengembalikan fungsi irigasi yang kinerjanya menurun. Kita harap dengan Inpres ini, kinerja irigasi bisa lebih baik ke depan,” jelasnya.

BACA JUGA:  Berkat Dukungan PLN Peduli dan Yayasan Papha, Kelompok Tani Lala Matan Atadei Sukses Panen Jahe Merah

BBWS NT II memiliki tenggat waktu hingga 31 Desember 2025 untuk merampungkan seluruh proyek. Meski waktu yang tersedia cukup ketat, Parlinggoman tetap optimistis, terutama untuk penyelesaian tahap kedua.

“Dengan kondisi sekarang, harapan kami tahap dua masih bisa kami kejar hingga akhir tahun,” tegasnya.

Ia juga menerangkan bahwa proses serah terima pekerjaan akan dilakukan secara parsial. Dari total 66 lokasi, irigasi yang telah selesai lebih awal akan langsung diserahkan, sementara lokasi yang belum tuntas akan mendapat tambahan waktu penyelesaian 50 hari pertama sesuai ketentuan.

Namun, Parlinggoman mengakui ada beberapa lokasi yang berpotensi menghadapi kendala karena bersamaan dengan musim tanam.

“Dalam kondisi seperti ini, kita tidak bisa bekerja penuh. Kita juga harus mengalirkan air bagi petani yang sedang mengolah lahan. Itu menyebabkan penyedia jasa kehilangan waktu kerja,” ujarnya.

Meski begitu, pihaknya memastikan semua pekerjaan akan tetap diupayakan berjalan maksimal demi mendukung ketahanan pangan dan peningkatan layanan irigasi di Nusa Tenggara Timur. (*)

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS