Kupang, KN – Festival Budaya Kelurahan Penfui, tidak hanya gelar pentas budaya tetapi juga mendorong Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) lokal di Kota Kupang. Pelaku UMKM menjadikan festival budaya, sebagai kesempatan untuk mencari rezeki dan memperluas jaringan konsumen.
Hal ini sejalan dengan semangat Wali Kota Kupang dr. Christian Widodo dan Wakil Wali Kota Kupang, Serena Cosgrova Francis, yang ingin melestarikan budaya, sekaligus menggerakkan ekonomi warga.
Program Lestari Budaya Pemerintah Kota Kupang ini, menargetkan pencapaian inklusif yang juga menyentuh usaha warga dalam menghidupkan ekonomi dan memenuhi kesejahteraannya.
Santi Didu, salah satu warga yang sudah menjadi pelaku UMKM di festival budaya ini, mengaku sudah sering berjualan di acara-acara serupa di Kota Kupang.
“Beberapa kali saya sudah pernah berjualan di event-event yang ada di Kota Kupang, karena terbuka dan mudah aksesnya untuk para UMKM berjualan,” ujar Santi, setelah baru saja melayani pembeli Kopi di lapaknya.
Pantauan Koranntt.com, di sebelah kanan panggung acara, berdekatan dengan sisi lapangan Volly Kopasgat El Tari Kupang sebagai Venue acara, dua lapak UMKM berdiri bersebarangan penuh dengan pelaku usaha dan produk-produk lokal dagangannya.
Santi yang sudah berdagang kurang lebih selama satu tahun, merasakan dampak positif dari hadirnya banyak kegiatan kolektif masyarakat di Kota Kupang. Festival budaya di setiap kelurahan, membantu dirinya untuk menjangkau peluang pasar yang lebih besar. Hal ini sangat membantu perkembangan UMKM miliknya.
“Saya dari Kelurahan Oepura. Tahu ada event ini dari keluarga di Kelurahan Penfui. Saya ikut berjualan untuk perluasan usaha, dan membangun jaringan jadi produk kita bisa semakin terkenal. Festival budaya ini sangat membantu saya sebagai pelaku UMKM,” ujar Santi.
Santi berjualan makanan-makanan ringan dan kudapan, yang berasal dari produk lokal. Selain itu, ia menyediakan Kopi Hitam asli dari NTT untuk minumannya. Dirinya mengaku ingin ikut berupaya, dalam mengembangkan ekonomi daerah, dengan menjual produk-produk lokal.
Sehari-hari Santi berjualan di lapaknya sendiri, di depan Indomaret Oepura, sembari tetap berjualan secara daring/online dari rumah. “Kalau di event itu lebih kepada membuka pasar untuk jaringan konsumen. Kalau jualan sehari-hari, karena sudah punya langganan, jadi pastinya setiap hari ada produksi,” jelasnya.
Santi berharap, festival budaya dan berbagai event dapat sering dilakukan oleh pemerintah maupun pihak di luar pemerintah, dapat mendorong perkembangan para pelaku UMKM dalam mendistribusikan produknya.
“Mudah-mudahan event ini sering dilakukan, terutama kalau ada seperti hari ulang tahun Kota Kupang, atau festival-festival budaya antar kecamatan atau antar kelurahan,” harapnya.
Lurah Kelurahan Penfui, Fransisko Dugis menyampaikan, pagelaran budaya ini direncanakan secara inklusif berdasarkan nilai budaya yang menyentuh berbagai aspek hidup masyarakat. Salah satu konteks budaya yang diperhatikan adalah aspek ekonomi.
“Festival ini mengupayakan pengalaman ekonomi warga yang berbasis komunitas lokal dapat hidup. Hal ini dilaksanakan, sesuai program kebijakan Pemerintah Kota Kupang dalam memberdayakan budaya dan UMKM Kota Kupang,” jelas Fransisko kepada Koranntt.com di lokasi Festival Budaya Kelurahan Penfui, Selasa (18/11/2025) malam.
Festival budaya yang menjadi program Pemkot Kupang ini, dirasakan punya dampak yang berarti, karena tidak hanya mengejar dagangan para pelaku bisa laku, tetapi lebih jauh daripada itu, potensi konsumen dan semangat kolektif dalam komunitas usaha lokal bisa tumbuh bersama-sama. (AGN/ADV)

