Warga Gembira Sambut Johni Asadoma Saat Blusukan ke Pasar Ponu, TTU

Cawagub NTT Johni Asadoma Blusukan ke Pasar Ponu, TTU. (Foto: Istimewa)

Kefamenanu, KN – Cawagub NTT Johni Asadoma blusukan ke pasar mingguan Ponu di Kecamatan Biboki Anleu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), Kamis (17/10/2024).

Seperti blusukan ke pasar tradisional di kabupaten lain di NTT, di pasar tradsional Ponu, Johni belanja bahan kebutuhan pokok, kemudian membagikan barang belanjaannya tersebut kepada masyarakat yang ada di pasar.

Mulai dari pisang, kacang hijau, ikan kering, cabai, terung, tomat, sawi, kue, kangkung, hingga beras dan bawang merah.

Kedatangan Johni ke pasar tersebut disambut antusias oleh warga, mereka berjabat tangan, dan ada juga yang berdiskusi dengan mantan Kapolda NTT tersebut. “Ini berapa kilogram,” kata Johni sambil menunjuk ke kaleng berisi beras yang diletakan di atas karung. “Ini setengah kilogram,” jawab Susana Muti, pedagang beras.

Johni langsung membeli beras masing-masing seharga Rp12.000 per kaleng atau setara satu kilogram per kaleng. Saat yang sama, seorang warga Ponu bernama Maria Tanimas sedang berbelanja, langsung menyela. “Saya mau beli sayur,” ujarnya. “Ambil saja,” kata Johni sambil menyerahkan sayur yang dibelinya tadi ke Maria Taninas. “Terima kasih Bapak Johni, saya dikasih sayur dan lombok (cabai) gratis,” ujarnya.

Maria mengaku senang karena jarang menjumpai orang seperti Johni Asadoma, karena setelah berbelanja, menyerahkan barang-barang yang dibelanjakan kepada masyarakat yang ada di pasar. “Ini kita punya orang jadi kita tusuk (coblos pada pilkada 27 November),” kata Maria.

BACA JUGA:  Dinilai Tidak Responsif, Gubernur NTT Pecat Kepala BPBD

Johni Asadoma merupakan putra Alor berdarah Rote, sedangkan Melki Laka Lena berasal dari Kabupaten Ende. Jadi, paslon nomor urut 2 Melki-Johni dua-duanya putra daerah NTT. “Kalau kita pilih orang luar, setelah dia pimpin NTT, tidak datang lagi bertemu masyarakat. Pilih orang kita karena pasti dia datang lagi setelah terpilih,” ujarnya.

Saat Johni membeli beras, Susana Muti sempat bercerita mengenai empat orang cucunya yang saat ini yatim piatu, namun, tidak pernah tersentuh bantuan dari pemerintah daerah. “Bantuan PKH, bansos dan beasiswa untuk cucu-cucu saya tidak ada sama sekali,” ujarnya.

Ayah dan ibu dari empat cucunya telah meningeal sejak lima tahun lalu. Sejak itu, mereka diasuh keluarga sampai saat ini. “Cucu pertama sudah tamat SMA, cucu nomor dua kelas 2 SMA, cucu nomor tiga kelas tiga SD dan yang bungsu belum sekolah,” cerita Susana Muti. Pada hari pasar seperti saat ini, Dia berjualan, selain memenuhi kebutuhan sehari-hari, juga tak lupa menyisihkan uang dari hasil berdagang beras untuk kebutuhan cucu-cucunya.

Kelak, saat Melki-Johni terpilih sebagai gubernur dan wakil, satu-satunya harapan dari Susana Muti ialah memberikan bantuan sosial kepada anak-anak yatim piatu, seperti keempat cucunya, karena anak-anak seperti itu sangat membutuhkan uluran tangan dari pemerintah. “Baru-baru saya bayar Rp250 ribu uang sekolah cucu perempuan yang duduk di kelas 2 SMA,” kata Susana Muti. (*/tim)