Pj Wali Kota Kupang Optimis Stunting Turun Sampai 1 Digit

Pj. Wali Kota Kupang foto bersama pemateri, usai membuka kegiatan pelatihan cegah stunting. (Foto: Prokompim Kota Kupang)

Kupang, KN – Penjabat Wali Kota Kupang, George M. Hadjoh, SH, membuka Pelatihan Cegah Stunting di Hotel Aston Kupang, Jumat 23 Juni 2023.

Pelatihan yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kupang itu mengusung tema Peran Tenaga Kesehatan dalam Percepatan Penurunan Stunting Melalui Sistem Rujukan Berjenjang dan Tatalaksana Gizi Buruk.

Hadir sebagai keynote speaker dalam pelatihan tersebut pengajar di Universitas Airlangga serta dokter anak di RS dr. Soetomo Surabaya, Dr.dr. Nur Aisyah Widjaja, Sp.A.K, para fasilitator ahli, dr. Woro Inri Patmosiwi, Sp. A dan dr. Yuyun Simanjutak Sp.A serta perwakilan dari PT Danone Indonesia, Eben Ginting. Turut mendampingi Penjabat Wali Kota Kupang, Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang beserta jajaran.

Dalam sambutannya Penjabat Wali Kota mengakui pelatihan ini merupakan momen penting yang harus dia hadiri sebagai bukti bahwa Pemerintah Kota Kupang memberi perhatian serius terhadap upaya penanganan stunting.

Lewat pelatihan ini yang menghadirkan nara sumber ahli dia berharap para tenaga kesehatan di Kota Kupang bisa mereplikasi ilmu dan pengalaman yang dibagikan untuk lebih efektif dan efisien dalam menangani stunting.

George optimis dengan intervensi yang tepat serta asupan gizi yang cukup salah satunya dengan kelor sebagai makanan tambahan, angka stunting di Kota Kupang bisa turun.

“Kalau kita semua beri perhatian dan kerja keras dari hati yang tulus ikhlas seperti kita persembahkan untuk Tuhan, saya yakin angka stunting di Kota Kupang bisa turun sampai 1 digit,” ujarnya optimis.

BACA JUGA:  Terpilih Jadi Ketua ATM Ini Harapan Abdul Salam

Dr.dr. Nur Aisyah Widjaja, Sp.A.K, menjelaskan pelatihan ini bertujuan sebagai implementasi dari pedoman nasional tata laksana stunting yang sudah terbit sejak Desember 2022 lalu, namun belum dibuat juknisnya sehingga daerah masih meraba-raba.

Menurutnya pemerintah pusat sudah menetapkan 14 desa dari berbagai daerah di Indonesia sebagai pilot project program ini. Di NTT 2 desa pilot project ada di Kabupaten Nagekeo dan Sumba Barat Daya.

Kehadirannya sebagai nara sumber bertujuan untuk membagikan pengalamannya saat melakukan pendampingan di salah satu desa pilot project di Tulung Agung dan Surabaya.

Menurutnya angka stunting di Surabaya semula 28 persen kini turun hingga 4,8 persen. Dia berharap pengalaman yang dibagikan bisa direplikasi oleh para tenaga kesehatan dan Pemkot Kupang tentunya menyesuaikan dengan kebijakan lokal setempat untuk turunkan angka stunting.

Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota Kupang, I Gusti Ngurah Suarwana, M.Kes, dalam laporannya menyampaikan tujuan dari pelatihan ini adalah meningkatkan pengetahuan dan kompetensi tenaga kesehatan, yaitu bidan desa, tenaga gizi, dokter umum, dan dokter spesialis anak mengenai penatalaksanaan stunting, deteksi dini serta monitoring keberlanjutan pengobatan pada pasien yang telah dirujuk balik dari rumah sakit. (PKP_ans)