Daerah  

Gubernur NTT Jamu Puluhan Siswa dan Guru Makan di La Moringa

Selain menjamu, Gubernur NTT juga akan membiayai 15 siswa dari SMP San Daniel Oepoli untuk bersekolah di Kota Kupang.

Siswa siswi dan para guru San Daniel Oepoli makan di La Moringa. (Foto: Istimewa)

Kupang, KN – Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat menjamu 56 siswa dan guru SMP San Daniel Oepoli makan di La Moringa, Minggu 16 April 2023.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT Linus Lusi mengatakan, jamuan makan di La Moringa bertujuan agar, para siswa bisa merasakan cita rasa Merungge atau Kelor, dalam bentuk makanan dan minuman.

“Setelah mereka pulang, manajemen sekolah, guru dan siswa diharapkan bisa memberdayakan lahan-lahan kosong di Oepoli untuk pengembangan Merungge, karena tanaman ini memiliki manfaat yang luar biasa seperti yang dijelaskan oleh Bapak Gubernur tentang manfaat Merungge dan produk-produk yang lahir dari Merungge,” kata Linus Lusi.

Ia menjelaskan, selain menjamu, Gubernur NTT juga akan membiayai 15 siswa dari SMP San Daniel Oepoli untuk bersekolah di Kota Kupang.

“Termasuk Kadis Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT yang menyekolahkan 5 orang anak, Kalak BPBD Provinsi NTT 5 orang anak, dan Kadis Perhubungan Isyak Nuka 5 orang. Sehingga totalnya 30 siswa yang akan dibiayai untuk bersekolah di Kota Kupang,” ungkap Linus Lusi.

Diharapkan, setelah mengenyam pendidikan di Kota Kupang, para siswa bisa memiliki mind set yang lebih baik untuk kembali dan membangun kawasan perbatasan lewat disiplin ilmu yang mereka dapatkan.

“Mereka akan masuk di sekolah-sekolah yang bermutu di Kota Kupang,” tandas Linus Lusi.

Sementara Kepala Sekolah SMP San Daniel Oepoli Romo Januario Gonzaga mengatakan, Kelor atau Merungga merupakan tanaman yang banyak ditemui di wilayah Oepoli.

BACA JUGA:  Di Electricity Connect 2024, PLN Galang Kolaborasi Global Wujudkan Transisi Energi di Indonesia

“Tetapi banyak masyarakat yang belum menyadari nilai gizi yang terkandung di dalam makanan tersebut. Kadang ditebang atau tidak dipelihara dengan baik,” ujar Romo Januario.

Ke depan, pihak sekolah maupun para siswa akan diperbiasakan menanam Merungga sehingga bisa dikonsumsi setiap hari.

Romo Januario menjelaskan, SMP San Daniel Oepoli berada di wilayah perbatasan Timor Leste dan Indonesia, tepatnya di Desa Netemnanu Utara, Kecamatan Amfoang, Kabupaten Kupang.

Menurutnya, selama ini perhatian dari pemerintah Provinsi dan Kabupaten terhadap sekolah SMP dan SMA di wilayah perbatasan Oepoli sangat baik.

“Baru-baru Pemprov NTT serahkan bantuan di SMA, sedangkan pemerintah Kabupaten Kupang juga selalu memberikan perhatian. Pengawas selalu datang ke sekolah,” ujar Romo Januario.

Hal lain yang menjadi persoalan di wilayah perbatasan adalah pemahaman masyarakat tentang pentingnya pendidikan.

Kata Romo Januario, masyarakat harus disiapkan dari segi pendidikan, untuk menyambut era peralian dari Oepoli yang dulu ke Oepoli yang sekarang yang lebih modern.

“Gereja terus menyadari orang tua bahwa pendidikan itu penting bagi anak-anak mereka. Kegiatan ret-ret dan makan bersama hari ini, diharapkan bisa menumbuhkan minat orang tua untuk menyekolahkan anak-anak mereka ke tingkat yang lebih tinggi lagi,” tandasnya. (*)