Transformasi Lembaga Perguruan Tinggi Katolik Menghadapi Era 4.0

Kunci utama menghadapi perubahan jaman yakni dengan melaksanakan transformasi.

Ketua APTIK Prof. Dr. B. S. Kusdiantoro, Sekretaris APTIK Drs. Kasdin Sihotang, M.Hum, Ketua Yayasan Pendidikan Santo Arnoldus Janssen (Yapenkar) P. Yulius Yasinto, SVD, Ketua Panitia penyelenggara Hari Studi APTIK 2022 P. Egidius Taimenas, SVD, S.Fil, M.H dan Humas Unwira Kupang Mikhael Rajamuda Bataona, M. Ikom saat menyampaikan keterangan Pers kepada wartawan. (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Lembaga perguruan tinggi di Indonesia sedang menghadapi tantangan yang serius, untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul dan mampu bersaing di tengah era 4.0.

Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik (APTIK) sebagai salah satu organisasi yang mewadahi Perguruan Tinggi Katolik di Indonesia terus bertransformasi untuk menyiapkan generasi Indonesia yang mampu menjawab tantangan jaman.

“Akan ada banyak lapangan pekerjaan baru yang sekarang belum ada. Menghadapi tantangan seperti itu apa yang harus kita lakukan? Ada tantangan industri 4.0, ada perang Rusia-Ukraina, krisis global, climate changes dan lain-lain. Ke depan kita wajib berubah. Perubahan itu dilakukan dengan cara transformasi,” kata Ketua APTIK Prof. Dr. B. S. Kusdiantoro, Kamis 20 Oktober 2022.

Menurut Prof. Kusdiantoro, mahasiswa yang lulus dari perguruan tinggi belum tentu bisa mendapatkan pekerjaan dengan modal ijazah yang dimiliki, karena demand atau permintaan pasar terhadap tenaga kerja di era ini sangatlah berbeda.

Di samping itu, lulusan-lulusan luar negeri pun sudah antri untuk mendapatkan pekerjaan di dalam negeri. Tantangan-tantangan ini hanya bisa dihadapi dengan cara melakukan transformasi dalam tubuh perguruan tinggi Katolik di Indonesia.

“Agar kita tidak terseret dalam turbulensi tadi, kita diuntungkan oleh ajaran sosial gereja yang selalu diperbarui. Jadi ada titik terang, ada kompas atau ada arahan. Kita harus ke sana dan kembali untuk berkontribusi kepada masyarakat,” ungkapnya.

Ketua Yayasan Pendidikan Santo Arnoldus Janssen (Yapenkar) P. Yulius Yasinto, SVD mengatakan, misi dasar APTIK adalah untuk menyatukan Perguruan Tinggi Katolik yang ada, guna mengejar tujuan yang sama yakni menyelenggarakan pendidikan Katolik yang sesuai dengan ajaran Gereja, sekaligus memberikan pelayanan kepada masyarakat tanpa sekat.

Semua anggota yang terhimpun di dalam APTIK menerima mahasiswa tanpa mamandang suku, agama, dan latar belakang. Kerja sama antar perguruan tinggi APTIK juga dilakukan dalam berbagai bidang yakni di bidang pembelajaran, penelitian, pemberdayaan masyarakat, komitmen ekologi dan lingkungan, pelayanan mahasiswa melalui kampus ministry, dan pengembangan platform digital pembelajaran.

BACA JUGA:  Paslon Cagub Cawagub NTT MELKI-JOHNI Dapat Nomor Urut 2

“Jadi kami saling mengisi. Yang punya kekuatan di bidang tertentu, membantu anggota lain yang mungkin punya kekurangan di bidang tertentu, jadi kami saling mengisi selama ini,” ujar Pater Yul.

Ia mengatakan, setelah sukses menggelar kegiatan APTIK pada tahun 2003 dan 2015, tahun 2022 ini Unwira kembali dipercayakan menjadi tuan rumah Hari Studi APTIK. Tema yang diusung adalah Transformasi Pendidikan Tinggi Katolik, Berdasarkan Ajaran Sosial Gereja dalam Konteks Dinamika Terbaru Masyarakat Indonesia dan Berbagai Tantangannya.

“22 anggota APTIK akan menghadiri kegiatan ini. Pembukaan dilaksanakan di Unwira, dan seluruh kegiatan diskusi akan dilakukan di Hotel Kristal dari pagi sampai dengan sore hari,” jelasnya.

Sekretaris APTIK Drs. Kasdin Sihotang, M.Hum mengatakan, Hari Studi APTIK yang dilaksanakan di Kota Kupang juga membahas program kerja APTIK tahun 2023, serta program kerja jaringan kemahasiswaan, pengabdian, dan pengajaran di antara semua anggota APTIK.

“Sekarang lagi ramai dibahas UU Sisdiknas. Hal ini yang akan dibahas dan bagaimana APTIK merespons kebijakan ini, atau persoalan-persoalan bangsa yang lain,” kata Sihotang.

Ketua Panitia penyelenggara Hari Studi APTIK 2022 P. Egidius Taimenas, SVD, S.Fil, M.H, mengatakan, sebagai panitia pelaksana, pihaknya akan bekerja maksimal untuk mensukseskan kegiatan APTIK.

“Kami tidak bekerja sendi, tapi kami selalu bekerja bersama pengurus APTIK sebagai penyelenggara utamanya,” ujar Pater Egi.

Dia menjelaskan kegiatan Hari Studi APTIK akan dilaksanakan selama 2 hari yakni dimulai pada Jumat 21 Oktober hingga Sabtu 22 Oktober 2022.

Pada hari terakhir, pihaknya akan mengunjungi Desa Baumata. Diharapkan, kunjungan APTIK ke Desa Baumata bisa memberikan manfaat kepada masyarakat setempat.

“Kami akan kerja maksimal untuk melancarkan kegiatan ini. Kami juga selalu berkoordinasi dengan pimpinan pengurus APTIK, sehingga apa yang dijalankan merupakan hasil dari kesepakatan dan keputusan bersama,” tandasnya. (*)