Atambua, KN – Bank NTT terus melakukan terobosan cerdas untuk masyarakat, termasuk memberdayakan para pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) di seluruh pelosok Nusa Tenggara Timur.
Salah satu bentuk dukungan yang diberikan kepada para pelaku UMKM, adalah membangun Lopo Di@ Bisa Bank NTT. Lopo tersebut merupakan wadah untuk menampung hasil karya para pelaku UMKM, untuk dijual kepada para pengunjung.
Di Kabupaten Belu, Bank NTT mendesain dan membangun sebuah tempat yang dinamakan Lopo Di@ Bisa Bank NTT, di Desa Binaan Bank NTT Dualaus, Kecamatan Kakuluk Mesak.
Uniknya, Lopo Di@ Bisa Bank NTT Dualaus bukan hanya menjadi wadah menampung hasil karya pelaku UMKM, tetapi juga menjadi tempat tongkrongan keren bagi kaum milenial di Kabupaten Belu.
Dalam kunjungan ke Kabupaten Belu, Jumat 2 Juli 2021, Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho, Direktur Umum Bank NTT Yohanis Landu Praing, Direktur Kepatuhan Hilarius Minggu, dan sejumlah pejabat Kepala Divisi Bank NTT menyempatkan diri untuk mampir ke Lopo Di@ Bisa Bank NTT Dualaus.
Direktur Utama Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dalam sambutannya berharap agar masyarakat dapat mengolah pangan secara baik, sehingga dapat memiliki nilai jual yang dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga.
“Di sini tersaji pisang rebus, ubi goreng, dan pisang goreng. Ini harus direkayasa dengan potongan rapi, ditambah sayur, daging, dan telur, maka ini akan menjadi burger yang dijual dengan lebih mahal. Karena kalau hanya pisang rebus, belum ada nilai jualnya,” ujar Dirut Bank NTT, Harry Alexander Riwu Kaho dalam kunjungannya pada Jumat 2 Juli 2021.
Ia menjelaskan, Kabupaten Belu merupakan salah satu daerah penghasil madu, yang dikombinasikan dengan pangan lokal, maka kesehatan masyarakat pasti akan terjamin. Terlebih pada situasi pandemi Covid-19 seperti saat ini.
Untuk menjaga kesehatan masyarakat, pihaknya terus mengkampanyekan kepada masyarakat untuk mengurangi konsumsi gula kristal, karena memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
“Ini yang perlu diperhatikan. Jadi kita harap untuk manfaatkan gula sarang semut dan gula lempeng untuk dikonsumsi. Karena sudah terbukti tidak ada dampak buruk bagi kesehatan,” ucapnya.
Menurut Alex Riwu Kaho, pengurangan konsumsi gula kristal juga merupakan salah satu upaya untuk mengurangi sampah plastik. Sehingga pengunjung yang datang ke Kabupaten Belu bisa merasa nyaman dan sehat.
“Itu yang nanti akan dikoordinasikan dengan Camat, agar daerah wisata ini bisa memberikan daya tarik, dan dapat direkomendasikan kepada orang lain untuk datang ke sini. Karena tersedia layanan yang standar dan memadai,” jelasnya.
Kata Dirut Alex Riwu Kaho, NTT memiliki potensi alam yang sangat strategis, sehingga semangat untuk membangun NTT, khususnya Kabupaten Belu di sektor pariwisata tidak boleh padam karena pandemi Covid-19.
“Karena hampir semua mengalami hal ini. Sehingga kita perlu langkah cerdas yang mampu dilakukan untuk keluar dan beradaptasi dari Covid-19. Maka, kita perlu menaati protokol kesehatan,” jelasnya.
“Tuntutan teknologi justru membuat kita harus mampu memiliki langkah-langkah yang cerdas. Oleh karena itu, dalam rangka HUT Bank NTT ke-59, tagline kita adalah “Super Smart Bank Menuju NTT Maju,” sambung Riwu Kaho.
Dalam rangka menyambut HUT Bank NTT ke-59, langkah yang dilakukan secara serentak di seluruh unit, adalah menciptakan bisnis Bank secara kreatif.
“Hari ini kita datang ke Fulan Fehan, Tuamese, dan Dualaus. Ini merupakan bentuk dari langkah kreatif yang kita lakukan secara bersama, sehingga kita tidak mati terkungkung oleh pandemi Covid-19,” tandasnya.
Patenkan Motif Kain Tenun NTT
Dalam kesempatan yang sama, Dirut Bank NTT juga menyatakan siap berkoordinasi dengan semua stakholder terkait, untuk mendaftarkan Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) dan Indikasi Geografis (IG) semua motif kain tenun NTT.
“Kain tenun hasil karya intelektual kaum perempuan NTT, akan kita bantu buat hak ciptanya, supaya tidak ada duplikasi terhadap kain tenun NTT,” ungkap Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho.
Menurutnya, hasil intelektual yang dihasilkan kaum perempuan harus di daftar untuk masuk dalam pasar terbuka, karena memiliki nilai yang berbeda dan keunggulan.
“Talenta seperti ini wajib dilindungi, sehingga tidak terjadi copy/paste atau copyright untuk dilakukan praktek curang terhadap karya cipta yang dimiliki,” harap Riwu Kaho.
Camat Kakuluk Mesak, Amandus Linci menyampaikan terima kasih atas pengembangan Desa Dualaus sebagai Desa Binaan Bank NTT.
“Saat ini sudah lebih dari 200 pengunjung yang datang ke lokasi tersebut. Sehingga ada nilai tambah sangat luar biasa yang dimotori oleh Bank NTT bagi masyarakat Kabupaten Belu, khususnya Kecamatan Kakuluk Mesak, Desa Dualaus,” ujar Amandus Linci.
Mewakili masyarakat Desa Dualaus, ia menyampaikan terima kasih kepada Bank NTT, karena dengan ditetapkannya Desa Dualaus sebagai Desa Binaan Bank NTT, wilayah tersebut semakin dikenal oleh masyarakat luas.
“Kami juga mendapat dukungan modal dari Bank NTT. Kami berharap apabila ada tambahan program lain, Kecamatan Kakuluk Mesak siap menerima program tersebut,” jelasnya.
Pasca menikmati makanan lokal, rombongan Direksi dan pejabat Bank NTT mengunjungi dan membeli produk UMKM yang ada di Lopo Di@ Bisa Bank NTT Dualaus. (*)