Opini  

Peran Tokoh Agama Dalam Membongkar Eksklusivisme Beragama

Yodan Loni

Memahami Pluralisme Agama

Tanpa mengabaikan pluralisme kecendrungan terselubung untuk menunjukan dirinya sebagai agama yang paling benar, atau pun sebagai satu-satunya jalan yang bisa mengantar manusia untuk mencapai pembebasan atau keselamatan. Kecendrungan sepihak ini malah menjerumuskan agama ke dalam sistem yang tertutup, dengan membangun getho agama.

Pluralisme juga merupakan salah satu ciri khas perspektif post modernisme (Bambang Sugiharto, Tantangan Bagi Filsafata). Post Modernisme menekankan pluralitas kebenaran yang bersifat spesifik yang berguna untuk mendukung otonomi keagamaan sekaligus memperkaya sebuah agama. Pluralisme agama bersifat konstruktif untuk dialog antaragama demi membangun dialog kehidupan.

Berhadapan dengan pluralisme, sebagai sebuah kenyataan aktual, tuntutan yang perlu adalah mengkontekstualisasikan agama. Hal itu berarti setiap agama harus memberi tempat sekaligus menopang pluralitas agama dengan segala keunikan yang  dimiliki masing-masing agama harus hidup dan mengembangkan diri dalam sebuah bingkai pluralisme.

Ada kenyataan pluralitas agama di satu pihak bisa menjadi ancama bagi kesadaran agama-agama. Ini dapat terjadi bila agama terjerumus ke dalam sikap eksklusif dan membentuk sikap defensif terhadap pengaruh-pengaruh luar. Di pihak lain, pluralisme bisa menjadi peluang bagi perkembangan religiositas otentik setiap tokoh dan pemeluk agama. Disini agama mendapat tempat yang wajar, dan agama-agama bisa saling memperkaya dan membangun  yang didasarkan pada semangat dialogal.

BACA JUGA:  Pesimisme dan Demokrasi di TTS

Harold Coward menandaskan bahwa pluralisme keagamaan merupakan tantangan khusus yang dihadapi agama-agama dunia dewasa ini,meski dalam arti tertentu pluralisme keagamaan sudah dan selalu menandai kehidupan manusia. Bia ditinjau dari sudut pembentukanya agama-agama itu muncul dalam lingkungan yang plural dan lahir sebagai tanggapan terhadap pluralisme.

Justru ketegangan kreatif yang ditimbulkan oleh pluralisme dapat menjadi katalisator bagi sebuah wawasan dan perkembangan baru. Adanya hal baru,perspektif baru,orientasi baru tentu akan menumbuhkan semangat semangat baru dalam tradisi-tradisi yang ada. Karena itu,kendatipun pluralisme keagamaan merupakan sebuah krisis zaman ini  ia juga merupakan peluang untuk perekembangan rohani.

Baca selanjutnya
Sebab Terdalam Pluralitas Agama

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS