Lewoleba, KN– Kelompok Tani Lala Matan di Desa Nubahaeraka, Kecamatan Atadei, Kabupaten Lembata, berhasil melakukan panen perdana jahe merah berkualitas, berkat pendampingan Yayasan Papha Indonesia, dan dukungan dana dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PLN Peduli.
Panen yang dilakukan pada lahan seluas 15×30 meter tersebut menghasilkan 90 kilogram jahe merah dari bibit awal sebanyak 30 kilogram. Meski semula direncanakan untuk ditanam di lahan seluas satu hektar, sejumlah kendala menyebabkan petani hanya mampu menggarap setengah hektar.
Selain jahe merah, kelompok tani ini juga menanam temulawak dan kunyit yang direncanakan akan dipanen pada pekan berikutnya.
Agustina Tuto, perwakilan Kelompok Tani Lala Matan, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan berbagai pihak.
“Kami sangat berterima kasih kepada PLN Peduli, Yayasan Papha Indonesia, Pemerintah Desa Nubahaeraka, serta seluruh anggota kelompok yang telah bekerja sama sehingga panen perdana ini bisa terwujud,” ujarnya, Kamis (2/10/2025).
Lebih lanjut, Agustina berharap agar pendampingan dan dukungan dari PLN Peduli dan Yayasan Papha dapat terus berlanjut, terutama dalam pengelolaan dan pemasaran hasil panen.
“Kami ingin jahe dan kacang tanah yang kami tanam bisa masuk pasar dan dikelola dengan baik agar hasilnya dapat membantu meningkatkan ekonomi keluarga kami,” tambahnya.
Tahun ini, Kelompok Tani Lala Matan menargetkan penanaman jahe merah di lahan seluas setengah hektar dan kacang tanah di lahan seluas satu hektar. Hasil panen jahe kali ini direncanakan akan digunakan sebagai bibit untuk musim tanam selanjutnya.
Sementara itu, Ketua Yayasan Papha Indonesia Cabang Lembata, Paulus Makarius Dolu, menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah mendukung program ini.
“Kami berterima kasih kepada PLN Peduli yang telah menunjukkan komitmennya dalam mendukung masyarakat, khususnya warga Nubahaeraka. Terima kasih juga kepada Pemkab Lembata, Pemerintah Kecamatan Atadei, dan Pemerintah Desa Nubahaeraka atas kerja sama yang luar biasa,” ucap Paulus.
Ia juga mendorong seluruh anggota kelompok tani untuk terus semangat dalam mengembangkan sektor pertanian, termasuk mulai mengolah hasil pertanian agar memiliki nilai tambah.
“Kita berharap ke depan hasil pertanian dari Desa Nubahaeraka dapat menjadi produk khas daerah dalam semangat program Satu Kampung Satu Produk,” pungkasnya. (*)

