Kupang, KN – Organisasi Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) kembali merayakan hari ulang tahunnya pada tahun ini di Auditorium Universitas Nusa Cendana Kupang (UNDANA). Kegiatan ini berlangsung meriah dan dimulai sekitar pukul 09.30 WITA.
Ketua PGRI NTT Dr. Semuel Haning SH., MH., CMe.CPArb menjelaskan bahwa sebenarnya HUT PGRI ini dirayakan pada tanggal (25/11), tetapi kegiatan perayaan diundur hingga tanggal (29/11).
“Pada intinya bahwa kita menyatukan persepsi, satu hati, satu suara memberikan spirit dan semangat kepada para guru,” jelasnya dalam sesi wawancara bersama awak media.
Dr. Semuel Haning juga menegaskan bahwa guru merupakan pelopor atau jembatan pembangunan. Ia mengatakan itu karena sesuai fakta, guru bisa melahirkan guru, pejabat ataupun orang-orang sukses baik bagi daerah maupun bagi kepentingan bangsa. Sehingga menurutnya jasa guru itu tidak boleh dilupakan.
Dalam sesi wawancara tersebut, ia juga menyoroti fenomena-fenomena yang sering menimpa para guru, khususnya di daerah-daerah.
Menurutnya, masih banyak hak-hak guru yang dikriminalisasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.
Dr. Semuel Haning bilang, pihaknya akan terus bersama-sama dengan guru untuk memperjuangkan hak-hak guru yang terus disunat oleh banyak pihak baik secara sengaja maupun tidak sengaja.
“Memang banyak fenomena-fenomena yang ada di daerah dan banyak pengeluhan dari para guru tentang hak-haknya yang terus dikriminalisasi. Sampai sekarang tidak jelas hak-hak guru. Maka saya katakan bahwa saya akan bersama-sama dengan para guru bila ada oknum-oknum yang secara sengaja atau tidak sengaja tidak merealisasikan hak-hak guru yang telah ditentukan. Tentu saya dan para guru akan memperjuangkan hak-hak mereka agar bisa tercapai,” tegas Ketua PGRI NTT.
Dr. Sam Haning juga mulai menperkenalkan bahwa PGRI merupakan kekuatan bagi para guru. PGRI merupakan payung untuk memperjuangkan hak-hak dan nasib para guru.
Tidak hanya itu, ia juga menyinggung fenomena yang sedang viral, yaitu seorang di Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan keluhan dari para guru di kabupaten Sabu.
Ia menjelaskan bahwa berita yang sedang beredar tentang seorang guru di Kabupaten TTU itu sudah dikonfirmasi oleh pihak mereka kepada guru tersebut dan berita itu hoax.
Walaupun demikian, ia bersama tim akan tetap turun ke lapangan pada tanggal (1/12) untuk bertemu pihak-pihak yang berkaitan dengan perkerjaan mereka.
Kemudian tentang keluhan guru-guru yang ada di Kabupaten Sabu, Sam Haning menegaskan, tidak lama ini ia berada di Sabu sehingga keluhan-keluhan tersebut harus didata secara lengkap. Karena ia bekerja sesuai dengan data yang ada.
Melihat fakta bahwa fenomena-fenomena yang selalu menyudutkan guru semakin melambung, Dr. Sam Haning bersama PGRI berinisiatif untuk menghadirkan fasilitan pengaduan secara online.
“Jadi kami akan membuat. Sekarang kita masih memakai sekretariat yang menggunakan corong itu dari PGRI di kabupaten-kabupaten. Tetapi nanti kita akan membuka secara online dan guru-guru bisa melakukan telekonves kepada kita tentang keluhan-keluhan yang mereka alami,” katanya.
Pada akhir wawancara, Dr. Sam Haning mempertegas kata kerja, kerja, kerja. Ia menginginkan para guru berkerja sesuai program yang sudah dibuat. Sehingga pihak pemerintah pun bisa memberikan perhatian khusus kepada mereka.
“Saya sangat mengharapkan, sekali lagi kerja, kerja, kerja. Jujur saya katakan bahwa mereka adalah pahlawan tanpa jasa, karena mereka kami bisa jadi pahlawan juga,” ujarnya di akhir sesi wawancara tersebut.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi NTT Emi Nomleni mengucapkan selamat hari ulang tahun dan terima kasih karena jasa para guru bangsa ini bisa memiliki sumber daya manusia yang luarbiasa.
Nomleni juga menyoroti fenomena-fenomena tentang hak-hak guru yang belum terpenuhi secara baik.
“Saya atas nama pribadi dan juga DPR, kami juga harus menyampaikan terima kasih banyak kepada para guru bahwa hari ini karena mereka bangsa ini memiliki sumber daya manusia yang luarbiasa. Oleh karena itu, menjadi tanggungjawab negara untuk bagaimana bisa memperhatikan seluruh hak-hak guru yang harus didapatkan oleh guru. Ada banyak infrastruktur yang kurang, masih banyak guru-guru yang mengajar tanpa imbalan yang cukup dan memadai dan itu harus menjadi tanggungjawab negara. Negara juga bisa memastikan bahwa para guru ini bisa terlayani dengan baik.
Sekali lagi selamat ulang tahun untuk PGRI dan selamat ulang tahun untuk para guru. Terima kasih untuk jasa anda bagi kami semua,” ungkap Emilia.
Terlepas dari ucapannya tersebut, Ketua DPRD NTT tertarik untuk mengomentari tema yang diangkat pada hari ulang tahun ini.
Menurutnya, tema ini cukup menarik dan tidak mudah bagi para guru di saat sekarang untuk menjadi supermen ataupun superwomen. Karena saat ini guru harus tahu banyak hal melebihi anak-anak yang didik.
“Anak-anak sekarang itu komonukasinya yg terbuka sehingga guru-guru harus melebihi mereka. Oleh karena itu, dengan tema transformasi ini bisa memberikan kekuatan bagi mereka,” ungkapnya.
Beranjak dari hal tersebut, Emi Nomleni sebagai wakil rakyat dan pemerintah mengajak agar para orang tua harus mendukung para guru dalam mengajar.
Ia juga mengimbau agar para orangtua memberikan topangan kepda para guru agar mereka kuat dalam mengajar dan mendidik anak-anak bangsa.
“Saya menghimbau kepada pada semua orangtua, semua masyarakat agar memperhatikan guru. Tidak mudah bagi mereka untuk mengajar banyak anak dengan karakter yang berbeda-beda. Kalau tidak ada dukungan dari kita sebagai orangtua dan masyarakat, tentu mereka punya kesulitan untuk bisa melakukan tugasnya dengan baik,” ucapnya ketika mengakhiri pembicaraannya dengan awak media. (*)
Penulis: Frederikus Riskiyanto Napan
Mahasiswa KKL di Koranntt.com