Kupang, KN – Pemilihan Suara Ulang (PSU) Kabupaten Sabu Raijua cendrung terpola berdasarkan tipikal geopolitik antara Sabu Barat dan Sabu Timur.
Pengamat Politik Universitas Muhammadyah Kupang, Dr. Ahmad Atang mengatakan, komposisi pemilih sebagai basis kultural lebih didominasi oleh pemilih Sabu Barat.
“Sehingga, tiga kali Pemilihan Umum (Pemilu) di Kabupaten Sabu Raijua sejak Marten Dira Tome hingga Orient Riwu Kore, selalu dimenangkan oleh calon dari Sabu Barat,” ujar Ahmad Atang kepada wartawan, Kamis 1 Juli 2021.
Dia menjelaskan, dengan melihat pasangan yang akan bertarung pada Pemilihan Suara Ulang (PSU) di Kabupaten Sabu Raijua bulan Juli mendatang, dengan mencacu pada jejak politik lokal. Maka peluang menang Takem Radja Pono lebih besar, dibandingkan dengan pasangan calon petahana.
Meski demikian, kata dia, sebagai petahana, tentu memilki modal sosial bagus, karena telah memiliki jasa politik. “Pada titik ini, peluang petahana masih terbuka untuk menang,” ungkap Ahmad Atang.
Dengan menggunakan teori kemungkinan, kedua pasangan tentu sama-sama berharap untuk memenangkan pertarungan politik yang akan digelar pada tanggal 7 Juli mendatang.
“Namun, yang pasti hanya satu. Yaitu mendapatkan kepercayaan dari rakyat,” ucapnya.
Dia menambahkan, dalam banyak kasus politik lokal, selalu beroperasi kekuatan politik identitas kedaerahan dan kesukuan akan berhadapan dengan kekuatan politik transaksional.
“Sekarang tergantung rakyat Sabu yang menentukan masa depan daerah dengan memberikan kepercayaan kepada salah satu diantara dua Paslon yang bertarung nanti,” pungkasnya. (*)