Daerah  

Film Pendek dari NTT Berjudul “Sejengkal” Tayang 21 Mei 2021

Poster film pendek Sejengkal yang akan tayang perdana pada 21 Mei 2021 / Foto: Istimewa

Kupang, KN – Sebuah film pendek karya Arie Oramahi dengan judul Sejengkal (A Little Twist) akan ditayangkan perdana untuk publik, di chanel YouTube Motion Capture Indonesia, dalam rangka memperingati Hari Keberagaman Budaya pada tanggal 21-22 Mei mendatang.

Film pendek itu dicetus Catharina Dwihastarini, dengan melihat sebuah paham yang menarik baginya. Dimana di Pulau Semau, tradisi menenun merupakan kegiatan pelestarian kekayaan bangsa, yang dianggap kegiatan itu hanya boleh dilakukan oleh kaum wanita.

Sementara bagi kaum lelaki yang melakukan kegiatan menenun akan dijauhi. Bahkan mereka akan dikucilkan karena mereka dianggap menyerupai kaum wanita.

Temuan tersebut, mendorong sutradara film untuk membuat sebuah cerita pendek dengan judul Sejengkal (A Little Twist), yang menceritakan perjuangan Menas, seorang anak laki-laki yang sangat dekat dengan ibunya, untuk menyelesaikan sejengkal terakhir kain tenun ibunya.

Namun, keinginan Menas untuk membantu ibunya ditentang oleh ayahnya Alfred karena tidak ingin Menas dianggap banci oleh masyarakat yang ada di desanya.

Pencetus ide film Sejengkal (A Little Twist), Catharina Dwihastarini mengatakan, cerita pendek tersebut merupakan karya kolaborasi dari Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia dan Terasmitra dan Motion Capture Indonesia.

GEF SGP Indonesia merupakan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang berperan serta dalam penyelamatan keanekaragaman hayati, mengurangi dampak perubahan iklim, serta melindungi perairan internasional.

GEF SGP Indonesia juga bekerja sama dengan jaringan LSM dan komunitas lokal untuk mendorong masyarakat agar bersama-sama mengembangkan dan mengelola potensi daerah, melestarikan kekayaan serta kearifan lokal, dan mengembangkan energi terbarukan lainnya.

Terasmitra merupakan kumpulan mitra penerima manfaat dari Global Environment Facility Small Grants Programme (GEF SGP) Indonesia, sebuah program dana hibah kecil yang bertujuan untuk melestarikan lingkungan hidup dan mensejahterakan masyarakat di sekitarnya.

Sementara Motion Capture Indonesia merupakan sebuah production company yang aktif berkarya dan memproduksi film, tayangan iklan (TVC & PSA), dokumenter, motion graphic animation dan production support.

“Jadi Film ini bukanlah cerita kepahlawanan. Bukan cerita yang menggurui. Tetapi film ini bercerita mengenai manusia, alam, dan hubungan di antara mereka,” ujar Catharina Dwihastarini dalam siaran Pers yang diterima media ini, Selasa 18 Mei 2021.

BACA JUGA:  Respons Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki, BPJN NTT Siagakan Tim di Lapangan

Sutradara film Sejengkal, Arie Oramahi mengucapkan terima kasih dan berharap film pendek yang akan ditayangkan dapat disambut baik oleh masyarakat.

“Saya harap film ini dapat diterima sebagai bentuk cinta saya kepada sebuah pulau kecil yang sangat indah di ujung timur Indonesia, dan masyarakatnya yang telah begitu baik menerima saya layaknya keluarga mereka sendiri untuk bisa berkarya dan bercerita.” ujar Arie Oramahi.

Sutradara Arie Oramahi, merupakan salah satu co-founder Motion Capture Indonesia. Sejak tahun 2004, Arie telah menangani berbagai proyek audiovisual, diantaranya dokumenter, iklan, serta profile video.

Tahun 2016, Arie memasuki dunia film naratif dengan memproduseri film pendek berjudul Good Boys Go to Heaven yang kini tayang di aplikasi GoPlay Indonesia.

Pada tahun 2019 Arie terlibat dalam sebuah produksi feature film kolaborasi tiga negara (Belanda, Belgia dan Indonesia) sebagai asisten sutradara.

Di tahun 2020, sebelum menyutradarai film Sejengkal (A Little Twist), Arie memulai debutnya sebagai sutradara di sebuah film pendek berjudul Rumah, di mana sepanjang produksi filmnya, semua kegiatan dikerjakan dari rumah masing-masing.

Untuk diketahui, sejak tahun 2002, tanggal 21 Mei ditetapkan oleh PBB sebagai Hari Keragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan Sedunia yang diawali dengan Deklarasi Universal tentang Keragaman Budaya yang dikeluarkan oleh UNESCO.

Penetapan hari ini bertujuan untuk mengingatkan masyarakat global agar selalu menghargai dan melestarikan kekayaan budaya yang ada di seluruh pelosok dunia, termasuk di Indonesia.
 
Perbedaan budaya diharapkan dapat dihargai sebagai sumber kekayaan, bukan perpecahan. Dengan demikian, Hari Keragaman Budaya untuk Dialog dan Pembangunan Sedunia juga dicetuskan agar dialog antarbudaya tercipta, sehingga masyarakat dapat saling memahami, hidup berdampingan dalam damai, serta bekerja sama untuk meningkatkan pembangunan dan memajukan diri bersama-sama.*

IKUTI BERITA TERBARU KORANNTT.COM di GOOGLE NEWS