Sekolah Tatap Muka di NTT Dilaksanakan Mulai Juli 2021

Kolase foto Kadis P dan K Provinsi NTT, Linus Lusi dan Kabid Dikmen, Mathias M. Bee / Foto: Eman Krova

Kupang, KN – Pemerintah Provinsi NTT, melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menjadwalkan, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) tatap muka di sekolah mulai dilaksanakan pada bulan Juli 2021.

“Pembelajaran tatap muka merupakan hal yang sangat perlu segera diberlakukan, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Sehingga diharapkan bulan Juli ini bisa berjaln lebih baik,” ujar Kabid Dikmen Dinas P dan K NTT, Mathias M. Beeh kepada wartawan, Senin 7 Juni 2021.

Menurutnya, KBM tatap muka ini bisa saja hanya dilaksanakan selama 3-4 jam per hari, dan akan diikuti dengan KBM online, agar pendidikan karakter anak, dan kerinduan bermain dengan teman bersama guru di sekolah bisa terkondisi kembali.

Matias menjelasakan, sekolah di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur berjumlah 903, yang tersebar di daerah kepulauan dan ibu kota kecamatan, kabupaten, dan di provinsi.

Dengan jumlah tersebut pihaknya akan melakukan pemetaan secara baik, untuk menentukan sekolah mana yang full tatap muka, dan sekolah mana yang harus dikurangi rombongan belajarnya.

“Kita tidak bisa samakan sekolah di Kota Kupang dan Amfoang, atau sekolah di ibu kota Manggarai, dengan di Lembor,” terangnya.

Dinas P dan K Provinsi NTT akan terus berkoordinasi dengan tim Covid-19 dan orang tua siswa, sehingga keputusan yang diambil pihak sekolah tentu dengan keterlibatan orang tua. Sekolah juga harus segera menyiapkan fasilitas kesehatan bagi para siswa dan guru.

“Kita harap tidak ada saling menyalahkan. Paling utama adalah kesadaran untuk mendorong pendidikan berjalan dengan suport semua pihak. Sekolah juga kita dorong untuk koordinasi dengan puskesmas di wilayah setempat,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Perusahaan dan Pemerintah Dukung Perguruan Tinggi di NTT Jalankan MBKM Mandiri

“Siswa normalnya 36 orang dalam satu kelas, akan dikurangi hingga 18 siswa. Kantin juga akan ditutup sementara, agar tidak terjadi ruang istirahat bagi para siswa,” sambungnya.

Mathias menambahkan, terkait vaksinasi, saat ini sebanyak 60 persen guru di Provinsi NTT sudah mendapatkan vaksin. Guru, kata dia, harus mendapat perlakukan khusus, sehingga dari sisi akses, mereka bisa diprioritaskan.

“Tetapi kita harap adalah data base para guru secara menyeluruh. Kita memang dorong untuk semua masyarakat divaksin. Tetapi kita harap untuk sekolah, semua guru harus sudah bisa di vaksin,” tandasnya.

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi NTT, Linus Lusi mengatakan, saat ini ada kekhawatiran orang tua terhadap anak yang akan melaksanakan pembelajaran tatap muka.

Dia menjelaskan, kekhawatiran itu merupakan hal yang sangat normatif. Namun ada beberapa sekolah yang orang tua siswa setuju anaknya mengikuti pembelajaran tatap muka.

“Ini semua akan dikondisikan, terutama bagi orang tua yang keberatan, tetap kita hargai. Karena otoritas keselamatan yang kita utamakan,” ucap Linus Lusi kepada Korantt.com belum lama ini.

Berkaitan dengan jumlah sekolah SMA/SMK yang hendak melaksanakan pembelajaran tatap muka, pihaknya belum mengantongi datanya. Namun informasi dari berbagai daerah serta pantauan lapangan terus dilakukan.

“Kita meminta dewan guru dan para siswa untuk membersihkan dan mengindahkan sekolah, agar faktor kesehatan menjadi layak ketika pembelajaran tatap muka dimulai,” kata Linus Lusi.*