Opini  

Pentingnya Imunisasi pada Anak: Mengapa Vaksinasi Tidak Bisa Diabaikan

dr. Sonia Sudana Kusuma

Penulis: dr. Sonia Sudana Kusuma

Imunisasi atau vaksinasi adalah proses pemberian vaksin ke dalam tubuh untuk meningkatkan kekebalan terhadap penyakit tertentu. Vaksin sendiri adalah zat yang mengandung mikroorganisme yang sudah dilemahkan atau dimatikan sehingga merangsang tubuh untuk menghasilkan antibodi. Imunisasi adalah salah satu kesuksesan dalam dunia kesehatan. Imunisasi telah menyelamatkan jutaan nyawa dari berbagai penyakit menular. Kita saat ini sudah memiliki vaksin yang dapat mencegah lebih dari 20 penyakit yang mengancam nyawa.

Imunisasi sangat penting diberikan pada anak karena imunisasi sudah terbukti dapat membantu meningkatkan kualitas kesehatan anak dan menurunkan angka kematian anak akibat penyakit menular. Imunisasi mencegah 3,5 juta sampai 5 juta kematian per tahun dari penyakit-penyakit seperti polio, difteri, pertussis, tetanus, campak, dan penyakit lainnya. Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi antara lain tuberkulosis, hepatitis B, polio, difteri, pertussis, tetanus, campak, rubella, mumps, hepatitis A, pneumonia, meningitis, diare, kanker serviks, influenza, cacar air, demam tifoid, demam dengue, Japanese encephalitis, dan hand, foot, and mouth disease. Imunisasi adalah kunci dari layanan kesehatan primer dan merupakan hak setiap anak. Imunisasi adalah investasi terbaik yang bisa diberikan kepada anak.

Cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia sudah baik, yaitu 95,4%. Namun masih banyak orang tua yang belum menyadari pentingnya imunisasi bagi anak. Berita-berita hoax mengenai vaksinasi masih berseliweran di kalangan masyarakat, membuat orang tua enggan membawa anak mereka untuk imunisasi. Beberapa orang tua juga khawatir mengenai efek samping yang timbul setelah vaksinasi. Padahal efek samping berupa reaksi lokal hanya terjadi pada 38% anak pasca imunisasi. Efek samping serius akibat imunisasi seperti alergi berat hanya terjadi pada 2 dari 100.000 anak yang divaksin. Selain itu, harga vaksin yang mahal juga berkontribusi pada ketidaklengkapan status imunisasi pada anak di Indonesia. Namun hal ini sudah ditanggulangi pemerintah dengan memberikan imunisasi dasar lengkap secara gratis pada anak di Puskesmas dan Posyandu.

Jadwal imunisasi yang disarankan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) adalah panduan penting yang membantu orang tua mengetahui waktu yang tepat untuk memberikan vaksin kepada anak mereka. Berikut adalah jadwal imunisasi IDAI:

  • Vaksin yang diberikan pada anak baru lahir adalah vaksin hepatitis B0 dan polio 0
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 1 bulan adalah polio 0 bila saat lahir anak belum diberikan dan BCG
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 2 bulan adalah Difteri, Pertussis, Tetanus (DPT)-1, hepatitis B-1, Haemophilus influenza B (Hib)-1, polio-1, pneumokokal (PCV)-1, dan rotavirus-1
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 3 bulan adalah DPT-2, hepatitis B-2, Hib-2, dan polio-2
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 4 bulan adalah DPT-3, hepatitis B-3, Hib-3, polio-3, PCV-2, dan rotavirus-2
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 6 bulan adalah PCV-3, rotavirus-3, dan influenza-1
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 7 bulan adalah influenza-2, selanjutnya vaksin influenza diberikan setahun sekali
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 9 bulan adalah campak atau Measles and Rubella (MR) dan Japanese encephalitis (JE)-1
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 12 bulan adalah PCV-4, varicella-1, dan hepatitis A-1
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 14 bulan adalah varicella-2
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 18 bulan adalah DPT-4, hepatitis B-4, Hib-4, Measles, Mumps, Rubella (MMR) dan hepatitis A-2
  • Vaksin yang diberikan pada anak usia 2 tahun adalah JE-2 dan tifoid, selanjutnya vaksin tifoid diberikan setiap 3 tahun sekali
  • Vaksin DPT dan MMR booster diberikan pada anak usia 5-7 tahun
  • Vaksin Human Papilloma Virus (HPV) bisa diberikan pada anak perempuan mulai usia 9 tahun
BACA JUGA:  Peran Tokoh Agama Dalam Membongkar Eksklusivisme Beragama

Jika imunisasi diabaikan, anak akan lebih rentan terhadap penyakit berbahaya seperti campak, polio, dan batuk rejan, yang dapat menyebabkan komplikasi serius hingga kematian. Selain itu, ketidakmampuan untuk mencapai cakupan imunisasi yang tinggi akan meningkatkan risiko wabah penyakit di masyarakat. Tanpa vaksinasi, penyakit yang sudah hampir terkendali bisa kembali menyebar dengan cepat. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memastikan anak mereka mendapatkan vaksin sesuai jadwal yang ditentukan. Imunisasi dapat diperoleh dengan mudah. Imunisasi bisa dilakukan di Puskesmas, Posyandu, klinik, maupun rumah sakit. Jadi tidak ada alasan untuk tidak memberi imunisasi pada anak. (*)