Ruteng, KN – Uskup Ruteng, Mgr. Sipri Hormat, Pr menyampaikan tujuh poin penting yang menjadi catatan bagi bupati di daerah Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat dan Manggarai Timur.
Di hadapan para bupati yang hadir dalam Sidang Pastoral Post Natal Keuskupan Ruteng, Uskup Sipri Hormat menaruh harapan penuh kepada para bupati untuk memperhatikan kemaslahatan hidup masyarakat, dan meningkatkan kesejahteraan mereka.
“Suistainables developments goals (SDGs) pariwisata berbasis komunitas atau masyarakat dan pariwisata berkelanjutan. Semua ini menjadi arah dan tujuan pembangunan yang berkelanjutan atau suistainables developments goals (SDGs),” ungkap Sipri Hormat.
Menurutnya, berbicara pariwisata bukan hanya sekedar angka. Karena dibalik angka, terdapat pribadi manusia yang melebihi statistik (behind every number, there is a person). Sehingga, dalam pariwisata, perlu dikembangkan identitas dan kemampuan yang unik (tourism’s unique ability).
“Keunikan dan partikularitas lokal perlu ditingkatkan, serta diperlukan solidaritas lokal, nasional, dan global untuk maju bersama dan kerjasama. Karena tidak boleh ada yang tertinggal di belakang (no body is left behind),” jelasnya.
Dia menjelaskan, secara internal, pariwisata merupakan tempat dibangunnya
sebuah pastoral, teologi, liturgi yang aktual, serta kontekstual, dan integral. Secara eksternal, pariwisata adalah medan dialog dan perjumpaan antara manusia, kebudayaan, agama, dan komunitasnya.
“Selain itu, pariwisata membangun interkulturalitas, multikulturalisme, interreligious, dan interkomunitas. Karena pariwisata telah menjadi jembatan dan perekat antara umat manusia yang bersifat
inklusif. Dimana setiap destinasi wisata adalah rumah bhinneka tunggal ika,” jelasnya.
Melalui pariwisata, gereja diharapkan terlibat signifikan, namun perlu disadari, wisata bukan suatu pemberian sempurna. Namun harus berusaha, dan berupaya untuk disempurnakan. Sehingga masih banyak catatan negatif dari pariwisata.
“Pada Sinode III, kami beberapa kesempatan sudah menekankan beberapa prinsip penting
untuk pengembangan pariwisata di wilayah
Manggarai Raya yang menjadi medan penggembalaan Keuskupan Ruteng ini,” jelasnya.
Dengan demikian, Uskup Sipri Hormat mengajak pimpinan daerah wilayah Manggarai, Manggarai Timur, dan Manggarai Barat untuk bersinergi dalam menyikapi persoalan yang sedang dihadapi, dengan mengintervensinya melalui program pemerintah.
“Jadi, semoga pertemuan hari ini memberikan wawasan dan inspirasi baru dalam mengembangkan pariwisata di Tanah Nuca Lale ini,” tandasnya.
Berikut tujuh hal prinsip yang disampaikan Uskup Sipri Hormat:
1. Ramah akan martabat manusia: Prinsip martabat manusia dan hak-haknya.
2. Ramah terhadap sesama: Prinsip partisipasi masyarakat lokal dalam pariwisata sambil membuka diri kepada semua orang (Ramah terhadap sesama: sesama warga lokal, wisatawan, dan pelaku wisata).
3. Ramah Budaya: Prinsip pelestarian kebudayaan lokal sambil menghormati budaya lain (Ramah Budaya).
4. Ramah lingkungan: Prinsip keselamatan lingkungan hidup atau ekologi (Ramah lingkungan).
5. Ramah akan agama dan etika: Prinsip nilai-nilai moral dan religius (Ramah akan agama dan etika).
6. Ramah akan keadilan dan kejujuran: Prinsip kerjasama, transparansi, dan keadilan dalam pengelolaan pariwisata.
7. Ramah akan IPTEK yang manusiawi: Prinsip penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tepat guna dan manusiawi.
Turut hadir, Bupati Manggarai Barat, Pastor Paroki sewilayah Keuskupan Ruteng, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai, Sekretaris Daerah Kabupaten Manggarai Timur, pejabat lingkup Pemkab Manggarai, pimpinan lembaga, dan tokoh umat. (*)