Kupang, KN – Pemerintah Pusat, melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) segera memberikan bantuan Dana Tunggu Hunian kepada masyarakat terdampak bencana siklon teropis seroja di sejumlah daerah di NTT.
“Saya kasih waktu tiga hari data-data semua sudah lengkap. Sehingga BNPB segera keluarkan anggaran. Karena sampai sekarang belum ada data jumlah Kepala Keluarga yang masuk ke sini (Posko,red),” kata Wakil Gubernur NTT, Josef A. Nae Soi kelada wartawan, Senin 12 April 2021.
Menurutnya, BNPB bisa saja mengeluarkan dananya sekarang, namun harus berdasarkan jumlah data yang jelas dari setiap daerah terdampak.
“Dana Tunggu Hunian dari Pemerintah Pusat, sekarang juga bisa dikeluarkan. Tetapi kita minta dulu data dari daerah,” tegas Wagub Nae Soi.
Dalam penanganan bencana, Wagub NTT menjelaskan, ada tiga tahap yang harus ditangani oleh pemerintah, yaitu tahap tanggap darurat, rehabilitasi dan tahap rekonstruksi.
“Jadi tahap tanggap darurat kita tetapkan sampai tanggal 4 Mei 2021. Setelah itu, baru tahap rehabilitasi dan rekonstruksi yang ditangani sesuai dengan kerusakan yang dialami oleh masyarakat,” jelasnya.
Selain itu, Wagub Nae Soi menegaskan kepada pemerintah daerah untuk segera menyiapkan lokasi tanah yang aman, bagi masyarakat terdampak yang hendak direlokasi. Sehingga tidak terjadi masalah di kemudian hari.
“Saya minta pemerintah daerah untuk siapkan tanah, dan tanah itu harus sudah bekerja sama dengan pihak BPN, agar masyarakat yang direlokasi tidak kesulitan saat mengurus sertifikatnya,” ucap Nae Soi.
Dia menambahkan, bagi rumah yang rusak ringan akan diberikan uang, sementara warga yang rumahnya rusak berat, akan direlokasi ke lahan yang disiapkan oleh Pemda, dan pemerintah pusat akan segera melakukan pembangunan.
“Kan tidak susah, tinggal cari lahan dan interverisir KK mana yang rusak berat untuk direlokasi. Tidak ada masalah. Semua dana ditanggung pemerintah pusat,” pungkas Nae Soi.
Sebelumnya, pemerintah telah menyiapkan dana untuk warga NTT yang rumahnya terdampak badai siklon tropis seroja.
Untuk rumah yang rusak ringan akan mendapatkan bantuan Rp10 Juta, rusak sedang mendapatkan bantuan Rp25 Juta dan rusak berat akan mendapat bantuan Rp50 Juta.
Sementara warga yang menampung pengungsi akan dibayar Rp500.000 per bulan. Semua biaya termasuk relokasi akan ditanggung oleh pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Terkesima Aksi Solidaritas Warga Adonara
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur, Josef A. Nae Soi juga mengapresiasi aksi solidaritas masyarakat Adonara yang dengan suka rela membantu sesamanya dalam kesulitan, pasca diterpa bencana siklon tropis seroja.
Nae Soi menyampaikan, dirinya menyaksikan sendiri, masyarakat Adonara khususnya Desa Nelelamadike, gotong royong dan saling membantu warganya yang kesulitan bahan makanan.
“Sebelum pemerintah masuk, mereka gotong royong sendiri, untuk memberikan makanan kepada saudara dan saudarinya yang terdampak bencana. Itu sangat luar biasa,” ungkap Wagub Nae Soi kepada wartawan, Senin 12 April 2021.
Dia mengatakan, ketika tiba dengan Helikopter di Desa Nobu dan hendak ke lokasi bencana, dirinya terharu, melihat aksi gotong royong masyarakat yang rela jalan kaki, membawa pasokan makanan bagi korban bencana.
“Saya sangat terharu, melihat ibu-ibu yang pikul beras ke lokasi bencana, untuk diberikan kepada saudara dan saudarinya yang terkena bencana,” kata Wagub.
Ketika tiba di lokasi bencana, para ibu yang menjunjung beras untuk disumbangkan tersebut menyampaikan, bahwa mereka hanya menyumbang beras seadanya.
“Mereka bilang kami hanya punya beras. Lauk tidak ada. Sehingga saya bersama Kepala BNPB, Doni Moenardo langsung ke pasar untuk borong ikan, sayur dan daging untuk diberikan kepada masyarakat,” imbuhnya.
Untuk diketahui, jumlah korban tewas akibat bencana badai siklon tropis seroja di Nusa Tenggara Timur per Senin 12 April 2021 adalah sebanyak 177 orang, sementara 45 orang belum ditemukan.
Jumlah data tersebut merupakan akumulasi dari seluruh Kabupaten dan Kota yang terdampak banjir, longsor dan Badai Seroja pada Minggu 4 April lalu.
Warga yang meninggal berasal beberapa Kabupaten, yakni Kabupaten Flores Timur, Lembata, Alor, Kabupaten Kupang, Malaka, Sabu Raijua, Ende dan Sikka.*