Sentuhan Kasih Anggota Fraksi Golkar Rikard Persly untuk Keluarga Bocah Lumpuh di Manggarai Timur

Rikard Persly temui keluarga bocah lumpuh di Manggarai Timur. (Foto: Istimewa)

Borong, KN – Menjadi seorang wakil rakyat, benar-benar harus pandai membagi waktu, pikiran, dan perhatian. Karena pada hakikatnya wakil rakyat itu harus bersama rakyat dan selalu memperjuangkan aspirasi rakyat. Mereka yang miskin dan papa perlu perlindungan  dan perhatian juga dari seorang anggota dewan.

Pada Senin (10/2/2025) siang, Rikard Persly tengah sibuk di ruang kerjanya, ruang komisi C DPRD kabupaten Manggarai Timur. Terlihat dimejanya, surat-surat bertumpuk seperti data-data bahan rapat badan anggaran menunggu diperiksa dan dianalisa.

Handphonenya berdering, ada sebuah panggilan masuk. Seorang kerabatnya bernama Jersy dari Kecamatan Elar menelepon anggota DPRD Matim yang merupakan keterwakilan dari Dapil 4 yang meliputi empat kecamatan yakni; Elar, Elar Selatan, Sambi Rampas dan Congkar.

”Pak Dewan, ini ada warga yang butuh pertolongan dan perhatian,” kata Jersy.

Lewat sambungan seluler, Jersy, kerabatnya mengirimkan beberapa link berita dan bercerita singkat tentang seorang bocah lumpuh yang hanya di rawat ibunya. Ibunya  adalah Berta Bawung (48 tahun), dan bocah lumpuh itu bernama Nisalia Sarmin (5).

Ibu dan anak itu tinggal di sebuah rumah yang sangat memprihatinkan. Lantainya tanah, berdinding bambu , atap tanpa plafon dan sengknya sudah rusak sebagian, ruangan rumahnya pun sempit pula.

Rumah keluarga bocah lumpuh ini terletak di Dusun Peleng, Desa Haju Ngendong, Kecamatan Elar, Kabupaten Manggarai Timur.

Rikard Persly, yang juga menjabat sebagai Sekretaris DPD II Partai Golkar Matim itu diketahui sangat dermawan dan kerap melakukan aksi sosial. Namun kedermawanannya itu sangat jarang dipublikasikan karna menurutnya itu merupakan “Kerja Hati” bukan untuk dipamer.Ia juga terkenal Respect, ketika ada laporan dari masyarakat yang membutuhkan ia langsung meresponnya.

”Yang cari uang cuma satu yakni ibunya.Ia harus menghidupi anak-anaknya,” kata Jersy.

”Apa yang mereka butuhkan, ” jawab Rikard.

”Ya banyak Pak Dewan. Salah satunya kebutuhan sehari-hari. Mereka juga belum memperbarui beberapa data kependudukan,” tambah Jersy.

”Baik, dek, saya ke sana nanti saya kabarin,” ungkap Rikard.

Rikard segera merapikan kertas-kertas di meja. Lalu, bergegas menuju mobilnya, dan berangkat ke Desa Haju Ngendong. Selama perjalanan, legislator Partai Golkar Manggarai Timur itu mengontak beberapa kerabatnya agar siap menemaninya ke lokasi anak cacat itu.

Kurang lebih 4  jam dalam perjalanan dari Borong menuju Elar, kemudian sampailah Rikard di alamat yang dituju yakni di Desa Haju Ngendong. Sebuah rumah berpintu dan berjendela kayu bekas. Tanpa meja dan kursi, dudukpun dilantai tanah beralaskan tikar kusam, terlihat hanya karung-karung plastik dan perabotan bekas yang terlihat tersandar di dinding bambu yang melepuh termakan rayap juga usia.

BACA JUGA:  Kemkominfo RI Gelar Pertunjukan Rakyat Virtual di Borong

Seorang perempuan tua terlihat matanya berkaca-kaca menyambut kedatangan Sang Wakil Rakyat. Dia bernama Berta Bawung. Perempuan 48 tahun itu sangat menderita dan penuh dengan kesulitan dalam merawat anaknya yang lumpuh.Telah bertahun-tahun ia berusaha mencari pengobatan alternatif untuk kesembuhan anaknya namun semuanya seolah tak berbuah kesembuhan karena penyakit anaknya kian parah. Dia tidak bisa ke mana-mana lagi hanya pasrah dan doa yang terus ia lantunkan.

Rikard Persly lantas duduk di samping Mama Berta, menanyakan kondisi anaknya sekarang.

”Begini Pak kondisinya. Cuma bisa duduk dan tidur saja,” ungkap Berta.

”Terus saudara yang lain di mana,” tanya Rikard lagi.

Berta pun menjelaskan, sehari-hari mereka hanya tinggal berlima. Kebetulan hari itu, kakanya yang pertama sudah merantau, kedua sudah bersuami,  yang ketiga sedang mencari uang, untuk membantu membeli makanan untuk  kami sedangkan keempat dan kelima masih kecil.

Dari cerita inilah yang mengoyak rasa iba. Mereka sudah bertahun-tahun seperti itu.Akibat oleh sakit lumpuh yang di derita anaknya terpaksa sang ibu sangat jarang keluar untuk mencari nafkah, terpaksa hanya berdiam diri di rumah.

Saat Rikard menyapa si bocah lumpuh namun sama sekali Nisalia tidak memberikan jawaban hanya ada tawa kecil. Miris sekali kisahnya!

Rikard lalu keluar dan mengambil beberapa bingkisan dimobilnya dibantu beberapa kerabatnya untuk mengambil barang bawaannya berupa sembako sebagai wujud peduli kasihnya terhadap sesama yang membutuhkan.

“Bantuan ala kadar ini saya berikan sebagai bentuk kepedulian saya terhadap sesama terkhusus untuk adik Nisalia Sarman dan Keluarga,” ungkap Rikard.

Dia juga membantu untuk menguruskan beberapa dokumen kependudukan untuk keluarga Mama Berta. Tujuannya, jika suatu saat butuh surat untuk berobat, lebih mudah mengurusnya.

Setelah itu, Rikard juga melakukan komunikasi dengan Dinas Sosial Matim untuk aktifnya BPJS dan Dukcapil untuk perbaharui kartu keluarga.

Rikard berharap masalah-masalah sosial seperti ini bisa diselesaikan bersama-sama. Kesulitan warga miskin cepat teratasi bila ada gotong-royong siapa saja. Pemerintah dan masyarakat saling mendukung. Lebih-lebih tetangga yang peduli.

”Ini panggilan hati kita untuk berbuat kebaikan bagi masyarakat Manggarai Timur, bantu masyarakat sebisa kita,” ungkapnya.

Rikard pun pamit. Mama Berta dan keluarga pun berkali-kali mengucapkan terima kasih. Mereka minta maaf karena tidak bisa menyuguhkan apa-apa.

“Terima kasih, Pak Rikard. Semoga selalu diberkahi rezekinya, diberkati Tuhan dalam kerja dan karya-karyanya” ucap Mama Berta.

Keluarga Nisalia sangat berterima kasih atas bantuan yang diberikan, karena bantuan tersebut dianggap sangat membantu kebutuhan sehari-hari bagi Nisalia yang sudah lima tahun lumpuh. (*/ab)