Labuan Bajo, KN – PT Bank Pembangunan Daerah Nusa Tenggara Timur (Bank NTT) kembali mencatat kinerja positif yang luar biasa di awal tahun ini.
Per 17 Maret 2022, Bank NTT sudah membukukan laba sebesar Rp100 Miliar. Jumlah ini cukup fantastis, mengingat saat ini dunia masih bergulat dengan Covid-19 varian Omicron.
Direktur Utama Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho mengatakan, pertumbuhan ini sangat luar biasa.
Hal ini karena ditopang oleh perbaikan-perbaikan yang dilakukan oleh manajemen, dan mulai membaiknya komitmen, militansi, daya juang, dan daya tahan dari segenap komponen Bank NTT.
“Prestasi ini juga ditopang oleh tingkat kepercayaan yang semakin tinggi dari berbagai pihak eksternal, baik dari masyarakat, pelaku ekonomi, dan mitra-mitra yang terus berkontribusi nyata bagi terjalinnya sinergitas dan kolaborasi,” ujar Dirut Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho usai RUPS Bank NTT di Labuan Bajo, Kamis 17 Maret 2022.
Sementara itu, Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat ketika diwawancarai media mengenai komitmen pemegang saham dalam penyertaan modal agar Bank NTT segera berstatus sebagai Bank Devisa di tahun 2024.
“Sudah berjalan dengan baik (penyertaan modal oleh para pemegang saham). Dan kalau sudah berjalan dengan baik maka di 2023 sudah cukup (modal inti minimum Rp 3 T). Kecuali tiba-tiba ada perubahan mendadak. Kalau nggak yah dengan pola yang sekarang, 2023 bisa memenuhi kebutuhan Rp3 Triliun itu,” demikian VBL saat hendak meninggalkan lokasi RUPS.
Pernyataan Gubernur VBL ini sangat beralasan karena berdasarkan Peraturan OJK No 12 tahun 2020, bahwa terhitung tahun 2024, seluruh BPD harus memiliki modal inti minimum Rp3 Triliun.
Terkait hal ini, para pemegang saham serta seluruh pengurus berkomitmen agar pada tahun 2023 nanti atau tahun depan, modal inti sudah tercapai Rp3 Triliun. (*)