Ruteng, KN – Ketua Yayasan Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng Romo Ledobaldus Roling Mujur menyampaikan 3 hal penting saat Wisuda tahun 2024 di Aula Assumpta Ruteng.Sabtu, (23/11/2024) kemarin.
Kegiatan Wisuda ini bertajuk “Kolaborasi Membentuk Generasi Berkarakter, Cerdas Dan Resilien Melalui Transformasi dan Inovasi Berkelanjutan”
Didepan ribuan peserta wisuda Rm Ledobaldus dalam sambutannya menyampaikan, Perkembangan teknologi saat ini terlalu pesat. Penemuan-penemuan baru muncul setiap saat, baik yang memudahkan manusia membangun dunia maupun yang memudahkan manusia menghancurkan dunia.
“Teknologi Nuklir dapat dimanfaatkan dalam berbagai bidang kehidupan manusia, seperti pangan, kesehatan, industri, sumber daya alam, dan lingkungan, tetapi nuklir juga dapat digunakan untuk membuat senjata pemusnah massal. Dua dampak yang bertentangan dari teknologi dasar yang sama,” ungkapnya.
Dengan demikian jelas dia, seorang ahli nuklir bisa menjadi pembangun sekaligus penghancur dunia. Lantas, apa yang dibutuhkan dalam situasi seperti ini? Setidaknya ada tiga (3) hal yang dibutuhkan, yaitu karakter, kecerdasan, dan resiliensi.
Pertama,.Karakter merupakan akumulasi dari kepribadian, watak, dan sifat yang dimiliki seseorang. Karakter seseorang akan mengarahkan pada kebiasaan dan keyakinan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari.
“Karakter seseorang dapat dibentuk dari pengalaman dan pemahaman masing-masing individu yang berbeda-beda. Karakter yang baik akan paham mengenai kebaikan dan mengerjakan sesuatu yang baik pula,” katanya.
Kedua, Cerdas menggambarkan kualitas seseorang, yaitu kemampuannya untuk memperoleh dan menerapkan pengetahuan, informasi, dan keterampilan.
“Orang cerdas biasanya: Memiliki daya tangkap yang cepat, Menggunakan logika dan berpikir kritis,.Fleksibel dan tahu kapan harus santai dan serius Memiliki emosi yang lebih stabil daripada orang pintar,” ujarnya.
Sedangkan ketiga, Resiliensi adalah kemampuan untuk beradaptasi dan bertahan dalam menghadapi kesulitan atau tantangan hidup. Orang yang resilien dapat bertahan dan menghadapi situasi sulit.
“Penelitian Kasali menemukan bahwa generasi z memiliki resiliensi yang rendah karena mudah frustasi ketika mengalami tekanan, kompetisi, dan ketidakpastian. Dunia membutuhkan bukan hanya seorang ahli, tetapi juga seorang ahli berkarakter kuat, cerdas, dan resilien. Dengan kemampuan dan keahlian yang dimiliki selama proses pendidikan, seorang lulusan harus cerdas dalam penerapan ilmunya di tengah masyarakat,” tandasnya.
Ia mengakui, Unika Santu Paulus adalah lembaga pendidikan yang membentuk mahasiswa menjadi ahli yang terampil dan cerdas sambil serius menanamkan karakter cinta Tuhan, cinta akan pengetahuan, cinta sesama manusia dan cinta tanah air melalui beberapa aspek berikut.
Pertama, Unika mencanangkan program character building dan Campus Ministry. Melalui program ini, Unika berusaha membentuk karakter yang baik dan kualitas iman yang subur dalam hati mahasiswa.
“Mencintai Tuhan berarti mencintai kebenaran. Karakter dasar ini mendorong mahasiswa untuk mencintai pengetahuan yang menjadikan mereka ahli di bidangnya. Selanjutnya, keahlian yang dimiliki di aplikasikan dalam hidup di tengah masyarakat. Kecintaan akan tanah air dan sesama manusia mendorong orang untuk mengabdikan hidup demi bonum commune,” bebernya.
Kedua, design pembelajaran yang menyenangkan dan Ketiga, penggunaan Artificial Inteligence.
Keempat, Counseling corner. Counseling corner adalah layanan konseling yang dapat membantu seseorang dalam mengatasi masalah yang dihadapinya.
“Untuk mencapai semua tujuan mulia tersebut, semua elemen dalam Unika harus berkolaborasi. Unika tidak memiliki Superman yang bisa membawa Unika sendirian mengarungi persaingan yang semakin sengit. Romo rektor bukan superman, demikian pula semua structural Unika. Kita semua harus bekerja bersama dengan cerdas, resilien dan mempertahankan karakter dasar Unika sebagai lembaga pendidikan katolik,” pungkasnya.**