Kupang, KN – PT. Bank Pembangunan Daerah Provinsi NTT (Bank NTT) kembali membuktikan bahwa produk-produk lokal milik masyarakat NTT mampu bersaing di pasar modern.
Salah satu produk lokal UMKM binaan Bank NTT yakni MoriGe berhasil tembus ke salah satu swalayan ternama di Kota Kupang.
Swalayan tersebut adalah Dutalia. Dutalia adalah salah satu Swalayan tertua dan terkenal di Kota Kupang, yang menjual semua jenis kebutuhan, mulai dari makanan, kelengkapan sekolah, hingga peralatan rumah tanggga.
Keberadaan produk UMKM binaan Bank NTT di Swalayan Dutalia, membuktikan bahwa pola pemberdayaan dan pembinaan yang dilakukan Bank NTT terhadap para pelaku UMKM memiliki dampak yang sangat signifikan.
Manajer Swalayan Dutalia, David Wirawan mengatakan, pihaknya sangat terbuka untuk menyambut produk-produk UMKM.
“Makanya kita kasi gerai atau rak paling depan. Ke depan, dari counternya Dutalia akan dibuat sebuah desain khusus untuk memasarkan produk-produk UMKM,” kata David kepada wartawan, Jumat 3 Maret 2023.
David menambahkan, konter khusus Produk UMKM rencananya akan diresmikan bertepatan dengan HUT ke-30 Swalayan Dutalia pada tanggal 23 Maret 2023 mendatang. Di konter tersebut akan dipajang produk-produk UMKM, termasuk kain tenun dan oleh-oleh khas NTT.
“Tidak ada persyaratan khusus untuk produk UMKM masuk ke Dutalia. Hanya kita akan memeriksa Depkes, tanggal expired, serta produk-produknya akan diseleksi. Karena akan berdampak pada saat pemeriksaan BPOM,” ujar David.
Sementara itu, Kepala Kantor Cabang Khusus Bank NTT Sony Pelokila mengatakan, UMKM MamaGe berada di bawah binaan Kantor Cabang Khusus Bank NTT.
MamaGe adalah UMKM kuliner yang sangat bagus, karena menghasilkan produk makanan dari Kelor dan Sorgum. Produk UMKM MamaGe sudah terjual ke mana-mana.
“Produknya sudah masuk ke dunia pariwisata sampai ke Jakarta. Oleh-oleh khas NTT yang dijual di Labuan Bajo itu dari MamaGe,” kata Kepala Bank NTT Cabang Khusus Sony Pelokila, Kamis 2 Maret 2023.
Selain MamaGe, ada juga 10 kelompok UMKM camilan khas NTT yang direkrut untuk menjadi binaan Bank NTT. Kelompok-kelompok ini kemudian masuk dan bergabung ke dalam UMKM MamaGe. Produk-produk makanan khas NTT yang dihasilkan juga dijual di Swalayan Dutalia.
Ia menjelaskan, pihaknya terus melakukan pemberdayaan, dan mendorong UMKM di Kota Kupang terus berkembang. Salah satu upaya memberdayakan UMKM adalah memberikan Kredit Mikro Merdeka maupun Kredit Mikro.
“Kredit Merdeka itu plafondnya Rp5 Juta dengan jangka waktu 1 tahun. Sejak dilaunching tahun 2020, kita sudah salurkan ke 118 pengguna,” ujarnya.
Pelokila menyampaikan, semua Kredit dalam keadaan baik. Kredit Mikro Merdeka disalurkan ke sektor pertanian, perdagangan, maupun jasa dengan penerimanya adalah perorangan maupun kelompok.
“Sampai dengan posisi terakhir ada yang sudah lunas, ada yang sudah naik dari Mikro Merdeka ke Kredit Mikro dengan plafondnya yang lebih besar. Kredit Mikro ada 49 debitur, sedangkan Kredit Mikro Merdeka ada 97 debitur. Jadi totalnya ada 146 debitur, dengan keseluruhan baki debet Rp1,5 Miliar,” jelas Sony Pelokila.
Ia berharap, kelompok UMKM binaan Bank NTT terus naik kelas ke usaha menengah, dan usaha besar. “Kami harap juga bahwa jangan sampai ada tingkat kejenuhan dari pelaku usaha. Karena Bank NTT bukan hanya menyalurkan kredit, tapi melakukan monitoring, evaluasi, pembinaan, dan turun bertemu dengan pelaku UMKM. Di situ Bank NTT terus mendorong pelaku usaha untuk terus berkembang. Jangan sampai usahanya stop,” tandas Sony Pelokila. (*)