Bukan Dicuri, 8 Gardu PLN Ruteng Diduga Dijual ke Pengepul Besi Tua

Pihak PLN sebelumnya mengaku bahwa gardu atau trafo itu hilang karena dicuri.

Ilustrasi listrik (Foto: Pixabay)

Ruteng, KN – Misteri hilangnya delapan gardu atau trafo milik PLN Rayon Ruteng di gudang Wae Polo bulan November 2022 lalu mulai terkuak.

Pihak PLN sebelumnya mengaku bahwa gardu atau trafo itu hilang karena dicuri. Bahkan, mereka sudah membuat laporan di Polres Manggarai.

Laporan itu diduga hanya kamuflase semata, karena empat dari delapan gardu itu diduga dijual ke salah satu pengepul besi tua di Manggarai.

Husein, yang merupakan pengepul besi tua menerangkan, pada bulan November 2022 lalu, ia didatangi salah satu pria berinisial A, untuk menawarkan trafo bekas milik PLN.

Menurut Husein, pria berinisial A itu diduga kuat merupakan salah satu karyawan dari PLN Rayon Ruteng. Dia menawarkan emapt garud PLN dengan harga Rp20 juta.

“Tanggal 6 November 2022 sekitar pukul 08:00 Wita, A mendatangi tempat usaha saya untuk menawarkan 4 unit gardu trafo bekas,” ujar Husein, Rabu 25 Januari 2023.

Husein menjelaskan, A menawarkan 4 unit gardu milik PLN yang beratnya 800 kg itu dengan harga Rp20 juta rupiah.

BACA JUGA:  Kasus Penganiayaan di Manggarai, Polisi Tetapkan 7 Orang Jadi Tersangka

“Tetapi saat itu saya keberatan dan tidak menerima tawaran tersebut, dan si A langsung pulang,” jelasnya.

Saat itu kata Husein, ia sempat menawarkan kepada A untuk membeli empat unit trafo itu, tetapi dengan harga Rp10 juta rupiah.

“Karena merasa tidak cocok dengan harga yang saya tawarkan, si A langsung pulang,” ungkapnya.

Meski demikian, A kembali mendatangi tempat usaha Husein di hari yang sama sekira pukul 14:00 Wita, dan langsung menyetujui penawaran Rp10 juta dari Husein untuk empat unit trafo PLN.

“Dia datang lagi dan setuju dengan penawaran yang saya berikan. Sehingga malam harinya saya gunakan mobil pick up langsung mengangkut 4 unit gardu atau trafo itu,” terangnya.

Dia menambahkan, empat unit trafo yang dibeli dari A sudah diangkut dan dibawa ke Surabaya lewat Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat.(*)