12 Sekolah di Manggarai Hadiri Workshop yang Digelar Plan Indonesia

Kegiatan yang merupakan kerja sama antara Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai dan YPPI ini berlangsung di Aula Dinas PPO, Selasa 15 November 2022.

12 Sekolah di Manggarai Hadiri Workshop yang Digelar Plan Indonesia. (Foto: Yhono Hande)

Ruteng, KN – Yayasan Plan International Indonesia, menggelar workshop dengan tema ‘Hasil Kunjungan Sistem Manajemen Kebersihan Menstruasi atau KMK tingkat SD dan SMP di Kabupaten Manggarai.

Kegiatan yang merupakan kerja sama antara Pemerintah Daerah (Pemda) Manggarai dan YPPI ini berlangsung di Aula Dinas PPO, Selasa 15 November 2022.

Kegiatan dihadiri perwakilan guru, kepala sekolah, serta para murid tingkat SD dan SMP dari 12 sekolah yang tersebar di Kabupaten Manggarai.

Hadir juga perwakilan Dinas PPO yang diwakili Kepala Bapelitbanda, Drs. Hilarius Jonta, serta tim Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga atau PKK Kabupaten Manggarai.

Kepala SDI Wae Peca Ting, Veronika Prisca Aprieri Kepe, mengatakan, banyak praktik dan keberhasilan yang sudah diterapkan, berkat intervensi dari Plan Indonesia.

“Banyak praktik yang kami buat setelah Plan Indonesia ada bersama kami. Seperti renovasi toilet, sediakan tempat sampah organik dan non organik, pengelolaan kantin sehat, dan perlengkapan menstruasi,” ujarnya.

“Sekolah juga menyiapkan sarana dan prasarana lain seperti tempat cuci tangan pakai sabun, dan menyiapkan daerah resapan air limbah khususnya limbah air cuci tangan,” tambahnya.

Dia menjelaskan, pihak sekolah juga memberi tanggung jawab kepada guru UKS untuk mengatur jadwal kegiatan, serta membuat taman literasi bagi siswa dengan memanfaatkan lingkungan sekolah.

“Yah tentunya banyak sekali perubahan disekolah kami, diantaranya peer educator miliki tanggung jawab membagikan informasi yang diperoleh, membuat target pencapaian bulanan dengan kegiatan yang melibatkan siswa danĀ  membangun komunikasi dengan orang tua untuk semua kebijakan yang kami buat,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Jenazah Pria Asal Manggarai yang Jadi Korban Penembakan di Papua Tiba Besok

Penerapan kegiatan lainya, kata dia, dilakukan melalui beberapa strategi, yakni memisahkan antara toilet putra dan putri, dengan memberikan nama di depan masing-masing pintu toilet.

“Penugasan piket harian bagi siswa kelas 5 dan 6 untuk membersihkan wc dan memperhatikan air di setiap wc. Guru piket berkewajiban bersama murid memperhatikan kebersihan wc, dan masih banyak lainya yang sudah kami jalankan selama ini,” tandasnya.

Kepala Sekolah SMPN 1 Ruteng Cancar, Albertus Jehaut, mengatakan, dari lima pilar STTBM, pihaknya sudah menerapkan semuanya di lingkungan sekolah SMPN 1.

“Artinya sudah banyak materi dan praktik yang sudah diterapkan, selama Plan Indinesia ada bersama kami,” ungkap Albertus.

Dia menerangkan, praktik yang sudah dijalankan SMPN 1 Ruteng Cancar berupa pengelolaan limbah rumah tangga yang aman. Seperti limbah cair yang perlu dikelola agar tidak mencemari sumber air.

Selain itu tidak menimbulkan bau dan tidak mencemari permukaan tanah. Sementara limbah padat dikelola agar tidak menimbulkan bau, mencemari permukaan tanah, serta air tanah.

“Beberapa limbah masih bisa dimanfaatkan. Seperti limbah air kelapa untuk pembuatan nata de coco, limbah tahu untuk pembuatan nata de soya, dan limbah tahu dan tempe untuk pakan ternak,” jelasnya.

Selain itu, pihak sekolah juga menyiapkan enam titik tempat cuci tangan, serta taman ke ruangan Inklusi, dan masih banyak lagi fasilitas yang disiapkan.

“Tujuannya agar masyarakat terlindung dari penyakit atau gangguan kesehatan karena bahan-bahan pencemar pada limbah yang tidak di kelola dengan benar,” pungkasnya. (*)