Bebas dari Penjara, Marthen Dira Tome: Cinta Saya untuk NTT Tetap Mengalir

Tiba di Kupang, Marthen Dira Time dijemput sanak keluarga dan simpatisannya di Bandara El Tari Kupang.

Marthen Dira Tome dijemput keluarga di Bandara El Tari Kupang (Foto: Ama Beding)

Kupang, KN – Mantan Bupati Sabu Raijua 2 periode Marthen Dira Tome akhirnya bebas dari penjara dan tiba di Kupang, Sabtu 1 Oktober 2022.

Tiba di Kupang, Marthen Dira Time dijemput sanak keluarga dan simpatisannya di Bandara El Tari Kupang. Mereka tampak bahagia dan menitikan air mata saat menyambut mantan orang nomor satu di Sabu Raijua ini.

Dari Bandara, Marthen bersama keluarga langsung menuju Gereja Betel Maulafa, Kota Kupang untuk beribadah bersama jemaat.

Setelah beribadah, pria yang akrab disapa Matade ini berjalan kaki bersama keluarga dan jemaat dari gereja menuju rumah pribadinya, dilanjutkan dengan acara makan bersama.

“Saya tiba di Kupang, karena saya yakin ini doa dari teman-teman semua,” kata Marthen Dira Tome kepada wartawan di Bandara El Tari, Sabtu 1 Oktober 2022.

Terkait langkah dan karir politik ke depan, Marthen Dira Tome mengaku masih wait and see. Belum ada keputusan yang pasti. Namun langkah ke depan akan dibicarakan bersama keluarga.

“Saya tidak bisa menjadi orang lain. Tentu saja kecintaan saya terhadap NTT mengalir terus,” ujar Marthen.

BACA JUGA:  Sukses Ciptakan Pasar Digital, BI Apresiasi Kinerja Bank NTT

Berkaitan dengan pembangunan NTT, Marthen menegaskan, semua orang bisa membangun dari apa yang dimiliki. Bukan harus menjadi pemimpin, baru semua orang bisa membangun daerah ini.

“Kita tidak mesti menjadi pemimpin dulu baru kita bisa membangun. Dengan apa yang kita miliki, tentu kita akan melakukan sesuatu untuk NTT,” tegasnya.

Setelah bebas, pekan depan Marthen Dira Tome akan ke Sabu Raijua, untuk mempertangungjawabkan janji-janji politik yang belum terealisasi kepada masyarakat.

“Ingat bahwa suatu janji yang disampaikan lalu tidak dieksekusi itu namanya kebohongan. Ada janji yang dilaksanakan tapi gagal, itu namanya kebodohan. Kebohongan dan kodohan itu tipis,” ungkapnya.

“Saya tidak mau dicap sebagai pemimpin bohong sehingga perlu kita cari tahu kenapa janji dan program kita tidak berjalan dengan baik. Saya tidak mau dianggap bohong dan bodoh sehingga saya harus mencari tahu kenapa program kita tidak berjalan sesuai harapan dan cita-cita kita bersama,” tandas Marthen Dira Tome. (*)