Ruteng, KN – Yayasan Ayo Indonesia Ruteng bersama Persatuan Jurnalis Manggarai (PJM) menggelar kegiatan Pelatihan Journalistik.
Kegiatan pelatihan ini berkaitan dengan “Isu Perubahan Iklim dan Dampaknya terhadap Pertanian dan Pangan”. Kegiatan ini juga dilaksanakan mulai tanggal 23-24 September 2022 yang bertempat di Aula Efata, Gedung St. Aloysius, Ruteng.
Narasumber dalam kegiatan pelatihan ini adalah Adrianus Abba (Wartawan Voxntt) dengan materi kelas menulis berita/ Artikel dan Yoseph Edward Nairum Nahas (Kabid di Dinas Pariwisata Labuan Bajo, Konten creator, Flores Ekraf Labuan Bajo) dengan materi Kelas pembuatan konten video.
Isu perubahan iklim sudah menjadi perhatian dunia sejak 2010 yang lalu, dan mulai menjadi perhatian Pemerintah tingkat nasional hingga Pemerintah Desa sejak menjadi bagian dari sDGs.
Berbagai kebijakan mulai dirancang dan dilaksanakan seperti penghematan sumber daya listrik dan BBM, insentif karbon, desa tanggap perubahan iklim dan tanggap bencana.
Selain Pemerintah banyak Lembaga-lembaga lain seperti NGO, civitas academika dan
Komunitas-komunitas lokal bergerak untuk berkontribusi dengan isu yang sama sehingga diharapkan bisa mengurangi dampak perubahan iklim secara masif.
Direktur Yayasan Ayo Indonesia Ruteng Tarsis Hurmali melalui stafnya Erny Setiowaty Eny N Setyowati mengatakan salah satu cara yang dipergunakan untuk mengurangi dampak perubahan iklim adalah memperluas akses informasi tentang perubahan iklim ke masyarakat luas dan berbagai solusi melalui berbagai kanal informasi yang dibagikan oleh warga untuk warga.
Karena hal tersebut, Yayasan Ayo Indonesia bekerjasama dengan PJM (Persatuan Jurnalis Manggarai) dibawah Koalisi Pangan Baik program VCA (Voices for Just Climate Action) sudah menyelenggarakan Seminar Citizen Journalism yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan komunitas muda tentang jurnalisme warga.
“Orang muda ini diharapkan ikut menyuarakan isu-isu perubahan iklim. Untuk maksud itu, sejumlah orang muda, yang berasal dari desa dan kota di Manggarai dan Manggarai Timur belajar dan dilatih untuk tahu dan terampil dalam sejumlah topik, mulai dari keterampilan kepemimpinan sampai pada kecakapan kajian PI dan dampaknya,” katanya.
Sekelompok orang muda ini kata dia, disebut Local Champions (LC). Kajian PI yang dilaksanakan oleh LC bersama masyarakat di 6 desa baru-baru ini menemukan bahwa PI itu nyata adanya.
“Cuaca yang tidak menentu, suhu udara yang meningkat, pola hujan yang berubah mulai mengganggu banyak aspek kehidupan, terutama hasil pertanian. Tujuan dari kegiatan ini adalah memunculkan jurnalis warga yang memberitakan isu terkait PI secara konsisten baik di media lokal, blog, youtube dan medsos.
“Dengan harapan akan menghasilkan 30 orang citizen journalist terampil dalam membuat konten terkait PI yang berkualitas,” ungkapanya.
Citizen Journalism
Citizen journalism atau jurnalisme warga adalah praktek pencarian berita oleh warga tanpa harus memiliki latar belakang pendidikan jurnalistik atau kewartawanan. Praktik jurnalisme yang dimaksud meliputi kegiatan pencarian, pengumpulan, dan penyusunan fakta menjadi informasi atau berita, dengan gaya penulisan dan penyampaiannya sendiri.
Eny Setyowati menyampaikan, Seiring dengan perkembangan zaman, kegiatan jurnalistik tidak hanya dilakukan oleh jurnalis professional, karena setiap orang bisa memposting atau mengirimkan berita ke kanal-kanal informasi yang ada seperti surat kabar online, media sosial atau youtube.
“Jurnalisme warga menghasilkan informasi atau berita yang sifatnya independen, yang kemudian ditulis dalam situs web,” tukasnya.
Menurutnya, partisipasi di berita situs, berupa komentar pembaca atas sebuah berita yang diunggah atau disiarkan media tertentu.
“Tulisan ringan, seperti dalam milis, dan email. Bentuk jurnalisme warga ini berarti berita atau informasi yang disampaikan secara ringan. Situs pemancar pribadi, artinya menggunakan video situs pemancar atau foto dalam menyebarkan informasi,” katanya
Namun lanjut dia, sayangnya masih banyak orang yang sekedar memposting berita dan seringkali menjadi viral tanpa memperdulikan kebenaran sumber berita, data pendukung yang tidak valid atau tanpa mempertimbangkan apakah isi berita tidak melanggar UU ITE yang ada.
Diketahui, Peserta yang mengikuti kegiatan ini adalah sebanyak 30 orang yang sudah lolos kriteria seleksi dari hasil karya yang dikirimkan saat seminar, yaitu: 26 anak LC dari Goloworok (4 orang), Colol (5 orang), Ruteng (4 orang), Rai (3 orang), Tal (3 orang), Dampek (1 orang), Bangka Lelak (4 orang), Wewo ( 2 orang). 2 orang murid sekolah dari St. Stefanus, Bangka Lelak 2 orang dari Organisasi mahasiswa, GMNI dan PMKRI.
Sebagai bahan informasi, kegiatan ini adalah kerjasama antara Yayasan Ayo Indonesia dan PJM dibawah koalisi pangan baik sebagai bagian dari kegiatan Koalisi Voices For Just Climate Action Indonesia yang di komando oleh Hivos. (*)