Kupang, KN – Sejumlah pengurus PT. Bank Sulselbar melakukan studi banding ke PT. Bank NTT untuk belajar digitalisasi Smart Branch, serta inovasi lain yang sedang dilakukan oleh Bank NTT.
Fokus yang menjadi obyek studi Bank beraset Rp60 Triliun itu adalah digitalisasi Smart Branch Bank NTT, yang saat ini diterapkan di 2 kantor cabang yakni Kantor Cabang Khusus (KCK) dan Kantor Canang Utama (KCU).
Smart Branch sendiri merupakan ide atau gagasan Direktur Utama (Dirut) Bank NTT Harry Alexander Riwu Kaho. Setelah dilantik menjadi Dirut Bank NTT, Alex Riwu Kaho fokus untuk menciptakan layanan perbankan berbasis digital. Hasilnya, Bank NTT telah sukses menerapkan pelayanan berbasis digital di Kantor Cabang Khusus dan Kantor Cabang Utama.
Plt. Pemimpin Divisi Digitalisasi dan Layanan Bank Sulselbar Andryani mengatakan, pihaknya datang ke Bank NTT untuk studi banding dan belajar Digital Smart Branch, serta fasilitas lain yang diberikan oleh Bank NTT kepada nasabah.
“Seiring diskusi yang dilakukan, ternyata banyak sekali hal yang kami pelajari dari Bank NTT. Salah satunya Smart Branch System (SBS), kearsipan, dan masih banyak lagi yang kami pelajari,” ujar Andryani kepada wartawan di Lantai V Bank NTT, Rabu 9 Februari 2022.
Ia menjelaskan, Bank NTT dipilih sebagai tempat studi banding karena direkomendasikan langsung oleh Direksi Bank Sulselbar sejak tahun 2021 lalu.
Menurut Andryani, Bank NTT telah berinovasi dengan pesat. Salah satunya adalah dengan penggunaan sistem digital yang berhasil diterapkan di Smart Branch KCU dan KCK.
“Kami pilih Bank NTT karena memiliki kemiripan profil bank. Selain itu modal dan aset yang dimiliki tidak jauh berbeda. Tetapi kami ingin belajar terkait perkembangan teknologi yang dimiliki Bank NTT. Itu yang menjadi alasan kami memilih Bank NTT sebagai tempat studi banding,” terangnya.
Andryani mengaku kaget dengan perkembangan Bank NTT. Pihaknya sama sekali tidak menyangka bahwa Bank NTT punya teknologi digital yang sangat efektif dan efisien dalam melayani nasabah.
“Sama sekali tidak menyangka dan di luar ekspektasi kami. Karena hampir sebagian besar pelayanan sudah dialihkan ke sistem layanan digital, dan ini sangat bagus menurut saya,” jelas Andryani.
Gebrakan dan inovasi yang dilakukan Bank NTT saat ini pun dinilai sangat baik, di mana Bank NTT telah melaksanakan festival di sejumlah desa binaan Bank NTT.
Kata Andryani, pelayanan Bank NTT kepada masyarakat di desa-desa saat ini telah menghapus penilaian bahwa bank daerah bukan lagi milik PNS dan pemerintah, tapi sudah jadi milik masyarakat.
“Fokus kami sebenarnya ke Smart Branch Sistem. Tetapi dalam diskusi, ternyata Bank NTT sudah melaksanakan festival desa binaan, bahkan mereka ingin lakukan festival PAD,” jelasnya.
“Kami sangat tertarik untuk mempelajarinya. Karena program desa binaan juga pernah diarahkan oleh Direktur kami, untuk membuat satu contoh desa binaan, yang memiliki UMKM, serta pemberdayaan UMKM dan digitalisasi,” pungkas Andryani.
Sementara Kepala Divisi Rencorsec dan Legal Bank NTT Endri Wardono mengatakan, pihaknya sangat senang dan bangga, karena dari sekian banyak bank, Bank Sulselbar lebih memilih Bank NTT untuk melakukan studi banding terkait digitalisasi Smart Branch.
“Kami bersyukur dan bangga, karena kita di NTT yang dibilang daerah minus, tetapi ternyata nuansa teknologinya lebih maju dari daerah lain. Karena kita memiliki pemimpin yang memiliki visi, digitalisasi dan pemulihan ekonomi masyarakat yang berbeda,” jelasnya.
Menurut Endri, manajemen Bank Sulselbar mempelajari banyak hal dari Bank NTT, terkait inovasi sistem digital. Mereka mempelajari proses awal menjadi Smart Branch, serta proses perizinan yang merupakan bagian penting dari Smart Branch.
“Mereka belajar mulai proses awal menuju Smart Branch, fasilitas yang dipersiapkan, mulai mesin, serta perizinan yang sangat penting dan konsen yang harus dilakukan teman-teman dari Bank Sulselbar,” ungkapnya.
Meski Bank NTT telah menjadi obyek studi banding dari Bank Sulselbar, Endri Wardono menegaskan pihaknya tidak jumawa. Ke depan, Bank NTT akan menghadirkan teknologi yang lebih bagus lagi untuk menyambut era 5.0.
“Kita dipercaya untuk melakukan studi banding. Tetapi tidak boleh lengah dengan capaian Bank NTT saat ini. Tentu ke depan kita ingin mengembangkan yang lebih bagus lagi,” ungkapnya.
Ia menambahkan, manajemen Bank Sulselbar juga menawarkan agar Bank NTT melakulan kunjungan studi banding ke Makasar, untuk mengetahui persyaratan dan proses menuju Bank Devisa.
“Karena mereka sudah duluan menerapkan Bank Devisa pada tahun 2019 lalu. Dan kita memang harus pelajari banyak hal untuk menjadi Bank Devisa. Mereka juga berharap rencana Bank NTT menjadi Bank Devisa berjalan baik dan lancar,” tandasnya.
Pantauan Koranntt.com, pertemuan itu dihadiri langsung oleh Direktur Teknologi Informasi dan Operasional Bank NTT, Hilarius Minggu dan Direktur Kepatuhan Christofel Adoe bersama jajaran Kepala Divisi dan staf Kantor Pusat Bank NTT.
Usai pertemuan di lantai V Kantor Pusat Bank NTT, rombongan manajemen Bank Sulselbar bersama para Kepala Divisi Bank NTT langsung menuju KCK dan KCU serta Kantor Arsip untuk mempelajari digitalisasi Smart Branch dan fasilitas digital yang dimiliki Bank NTT.(*)