Kupang, KN – Inspektorat Jenderal (Itjen) Kementerian Agama RI berkolaborasi dengan Kementerian Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) gelar Do’a untuk kesehatan dan keselamatan bangsa dari wabah musibah.
Kegiatan itu dilaksanakan rutin setiap malam Kamis, dan digelar secara daring dan luring, di Aula Utama Kanwil Kemenag NTT, Kamis 27 Januari 2022.
Kepala Kanwil Kemenag NTT, Reginaldus S.S. Serang, S. Fil., M. Th, mengatakan, kegiatan itu dilaksanakan dengan melibatkan 22 Kemenag Kabupaten/kota di NTT, KUA, Madrasah, MAKN, dan SMKAKN.
“Jadi peserta mengikuti secara virtual zoom di 500 titik, via youtube chane Inspektorat Jenderal dan Smart TV. Sehingga diperkirakan ada dua ribuan audiens mengikuti event ini,” ujar Kakanwil Reginaldus.
Menurutnya, menghadapi situasi pandemi COVID, bencana alam dan tuntutan untuk terus membangun bangsa, bukan hanya membutuhkan ketahanan fisik semata. Tetapi juga ketahanan mental spiritual rohani. Sehingga Kementerian Agama terus melangitkan do’a, yang dilakukan secara rutin.
“Hal ini menjadi ikhtiar batiniah untuk menghadapi situasi ini, semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa, memberikan rahmat bagi kita semua,” tutur Kakanwil Kemenag NTT, Reginaldus.
Ia menjelaskan, pelaksanaan doa, diikuti semua tokoh agama, dan peserta auidens dari berbagai agama itu menjadi bukti terwujudnya kerukunan beragama dan implementasi dari Moderasi Beragama, dalam mengukuhkan persatuan dan keutuhan bangsa.
“Kerukuan umat beragama adalah bagian penting dari keberhasilan pembangunan bangsa yang memiliki berbagai suku, ras, adat budaya dan agama,” jelasnya.
Rektor Universitas Katolik Widya Mandira Kupang, Pater Dr. Philipus Tule, S.VD, dalam ceramahnya, ia mengajak peserta untuk wujudkan negara yang Baldatun Thoyyibatun Warobbun Ghofur.
Menurutnya, kalimat itu merupakan jimat dari umat Islam, yang memilili arti bahwa, negara yang baik akan senantiasa mendapatkan rahmat dan ampunan dari Tuhan yang maha rahim.
“Maka berdoalah selalu, karena doa itu dialog, memanggil Tuhan dalam jiwa kita untuk memohon rahmat dan perlindungan, dengan cara iman yang kita yakini, karena kekuatan doa itu luar biasa,” ajak pater Philipus Tule.
Ia menyampaikan, dalam ayat Al Qur’an tentang bagaimana Allah memang menghendaki keberagaman umat manusia untuk saling mengenal dan menolong untuk kebaikan yang diberkati Tuhan.
Sesungguhnya kami ( Allah) menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku, supaya saling kenal mengenal.
Selain itu, kata dia, didalam surat Al Hujurat ayat 13 menegaskan tidak ada perbedaan nilai kemanusiaan antara kaum laki-laki, perempuan, suku maupun bangsa.
“Dari ayat ini kita harus memahami bahwa keberagaman itu keinginan Tuhan, jadi kita tidak harus perdebatkan, kita hanya perlu saling memahami dan menjalankan iman kita dengan baik dan benar atas nama Tuhan,” tuturnya.
Untuk diketahui, melangitkan Doa diakhiri dengan untaian doa dari lima tokoh agama. Hadir dalam aula utama Kanwill Kemenag NTT. RD. Rudolf Y Tjung Lake dari Katolik, Pdt. Yusuf Nakmofa, M.Th dari Kristen, H. Ma’ruf Peni, S.Pd, Pinandita Supardi, S.Pd dari Hindu dan Raden Mas Nico Hananto Putra, S.H dari Buddha. (Aida Ceha/Tim IT/Mus)