Kupang, KN – Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat (VBL) menyampaikan apresiasi Kepada Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) NTT Henderina Laiskodat dan seluruh jajaran.
Menurut Gubernur Viktor, Instansi itu telah membuat sebuah prestasi untuk menunjukan sebuah kemajuan kualitas pelayanan seluruh ASN pada lingkup Pemprov NTT.
Dalam arahannya, ia mendorong seluruh ASN Pemprov NTT mengimbangi pergerakan kemajuan dunia dan teknologi.
“Dunia makin bergerak maju. Cara penilaian untuk menduduki jabatan tidak seperti dulu, asal dekat dengan Gubernur bisa jadi apa pun, walaupun kurang berkompeten. Sekarang tidak bisa,” kata Viktor Laiskodat, Senin 4 Oktober 2021 seperti dilansir dari Siaran Pers Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT.
Ia menjelaskan, dengan kemajuan tekhnologi, ada simulasi-simulasi yang bisa memprediksi, yang bersangkutan bisa ditempatkan atau dipromosikan sesuai hasil tes psikologi, kualifikasi, basis kerja, dan kompetensi sesuai spesifikasi yang dibutuhkan. Dalam hal ini, proses penilaian akan menggunakan assessment center yang saat ini digunakan BKD NTT.
“Dengan peresmian ini, kita wajib menunjukan pada provinsi luar bahwa kehadiran ASN NTT di level nasional atau dimana pun karena kita punya kemampuan yang dapat dibanggakan. Kita mesti dilihat berbeda dari sisi kelembagaan, SDM asesornya,” tegas Gubernur Laiskodat.
Ia menegaskan dukungannya terhadap upaya berbasis teknologi informasi yang telah dan sedang dilakukan untuk membuat penilaian lebih efektif, efisien, terintegrasi, dan masif.
“Kemampuan memanfaatkan teknologi informasi untuk memperlancar pekerjaan merupakan salah satu jenis kompetensi yang wajib dikuasai di abad ini. Dengan melakukan penilaian berbasis Computer Assisted Test (CAT), saya berharap AC bisa menjadi bagian dari upaya bersama mewujudkan literasi digital di kalangan masyarkat, khususnya di kalangan Aparatur Sipil Negara. Pelayanan tentu akan menjadi lebih murah, mudah, cepat, dan transparan jika kita menggunakan teknologi informasi,” ungkapnya.
Gubernur NTT juga meminta seluruh ASN agar tidak resisten terhadap perubahan, melainkan terus berinovasi dan melakukan peningkatan kapasitas (upsklilling dan reskilling) secara berkelanjutan.
“Kepada seluruh ASN, saya ajak untuk adaptif dan bahkan proaktif dalam merancang dan menerapkan perubahan di lingkungan kerjanya masing-masing.Minimal merancang perubahan untuk dirinya sendiri. Jangan berharap merubah dunia, kalau kita belum mampu merubah diri kita sendiri”, kata Gubernur VBL.
“Kompetensi erat kaitannya dengan kompetisi. Jika kita tidak membekali diri dengan kemampuan-kemampuan untuk mengadaptasi perubahan, maka kita akan menjadi ‘the useless generation’; bukan the golden generation yang diharapkan mampu menciptakan birokrasi berkelas dunia dan Indonesia Emas 2045,” harap Gubernur.
Sebelum mengakhiri sambutannya, Gubernur NTT mengingatkan bahwa untuk mengejar berbagai ketertinggalan dan menempatkan diri dalam posisi yang sejajar dengan provinsi lain bukanlah hal yang mudah. Ini sebuah lompatan besar yang butuh kerja keras, kerja cerdas dan kerja sama.
“Saya ajak kita semua untuk hilangkan ego sektoral, melainkan perbanyak kerja-kerja kolaboratif: lintas bidang, lintas sektor, lintas instansi. Dalam berbagai kesempatan, saya selalu menegaskan bahwa untuk membangun NTT ini, saya tidak tidak butuh superman. Saya butuh supertim. Membangun ghetto (sekat) atau komunitas yang tertutup hanya akan menghasilkan kekerdilan, namun membuka diri terhadap kerja sama akan menghasilkan pertumbuhan dan kemajuan”, kata Gubernur.
Sementara itu, Kepala BKD Provinsi NTT, Henderina Sintince Laiskodat dalam laporannya menyampaikan, penilaian kompetensi berbasis CAT merupakan wujud komitmen untuk lebih mengefektifkan layanan kepegawaian dan mempercepat pemenuhan target penilaian kompetensi bagi Aparatur Sipil Negara (ASN) pada Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi NTT.
“Untuk mendukung hal tersebut, BKD sudah mengadakan tambahan 50 unit komputer sehingga total yang tersedia saat ini 75 unit. Selain itu, pada tahun ini juga sedang dikembangkan Aplikasi SIKOMJA untuk mengintegrasikan seluruh hasil penilaian dan memanfaatkannya untuk manajemen talenta dalam rangka mempercepat penerapan merit system atau managemen kepegawaian yang berbasis kualifikasi, kompetensi dan kinerja. Dalam rangka memperluas jangkauan layanan penilaian kompetensi ASN provinsi yang tersebar di wilayah kabupaten/Kota, bahkan melakukan uji coba penerapan virtual assessment center sebagai salah satu bentuk inovasi daerah,” ungkap Henderina.
Berbagai sarana prasarana, fasilitas dan sistem penunjang kegiatan Assessment Center maupun pemanfaatan hasilnya, secara bertahap terus dilengkapi, diantaranya, SIREKON (Sistem Elektronik Permohonan Rekomendasi Gubernur).
SIREKON berfungsi untuk mempermudah Kabupaten/Kota dalam menyampaikan permohonan penerbitan rekomendasi Gubernur, dalam hal pelantikan ataupun mutasi pejabat yang menjadi kewenangan Gubernur.
Juga SIPASTE (Sistem Pendaftaran Administrasi Seleksi Terbuka) untuk mempermudah peserta seleksi JPT dalam menyampaikan kelengkapan administrasi yang disyaratkan.
“SIKOMJA, SIREKON, dan SIPASTE merupakan tiga dari belasan inovasi yang disumbangkan BKD untuk Indeks Inovasi Daerah Provinsi NTT,” jelas Ina Laiskodat.
BKD pun telah bekerja sama dengan BPSDM Provinsi NTT dan OPD yang stafnya telah dinilai untuk menindaklanjuti hasil penilaian, dengan merancang program pengembangan berbasis kompetensi.
Langkah ini, diharapkan mampu mendorong percepatan peningkaan kualitas/kompetensi ASN, minimal agar sesuai dengan standar kompetensi yang disyaratkan oleh jabatan yang diduduki.
Jika seluruh ASN sudah dipetakan profil kompetensinya, maka ke depan akan lebih mudah bagi BKD untuk menyusun program pengembangan kompetensi dan menyiapkan pool of talent yang dapat digunakan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur untuk mendukung perwujudan visi dan misi di berbagai sektor.
“Dengan dukungan Bapak Gubernur dan Wakil Gubernur, serta kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan, kami berharap Assessment Center bisa menjadi center of excellence bukan hanya di wilayah provinsi NTT tetapi juga untuk kawasan Indonesia Timur. Dengan branding ‘ASN berkompeten, NTT maju’, kami ingin tampil sejajar dengan Provinsi-Provinsi lain dan mengharumkan nama Pemerintah Provinsi NTT di kancah nasional,” ungkap Kepala BKD optimis.
Tentang Assessment Center Pada BKD Provinsi NTT
Assessment Center mulai dirintis tahun 2010 dengan melakukan seleksi dan pemagangan calon asesor di Assessment Center Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Disesuaikan dengan anggaran yang terbatas, workshop, bimtek dan pemagangan terus dilakukan dalam kurun waktu 6 tahun (dari 2010 sampai 2016), bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah.
Sejak tahun 2012, asesor non fungsional yang berjumlah 6 orang sudah mulai melakukan kegiatan penilaian kompetensi, didampingi asesor SDM Aparatur dari Provinsi Jawa Tengah. Kemudian, pada Tahun 2017 dan 2018 diadakan diklat fungsional dan penguatan kapasitas Asesor SDM Aparatur, bekerja sama dengan BKN sebagai Instansi Pembina Jabatan Fungsional Asesor SDM Aparatur. Sejak saat itu, asesor Pemprov NTT sudah mulai melakukan penilaian kompetensi secara mandiri.
Saat ini Assessment Center sudah memiliki 7 orang fungsional Asesor SDM Aparatur, salah satunya merangkap sebagai psikolog. Di samping itu, kami juga memiliki 14 asesor yang sudah disertifikasi oleh Instansi Pembina Penyelenggra Penilaian Kompetensi. Para assessor ini aktif melakukan penilaian setiap tahunnya. Jika diakumulasi, dari 2019 sampai hari ini, ada 2.634 ASN pemprov dan Kabupaten/Kota yang telah dinilai kompetensinya baik untuk tujuan pemetaan maupun seleksi untuk menduduki Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama.
Selain melayani penilaian kompetensi bagi pejabat di wilayah provinsi NTT, Assessment Center Pemprov NTT juga terlibat dalam penilaian kompetensi bersama BKN di Papua dan Papua Barat, Bali, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, dan yang terakhir pada Bulan Juli, penilaian untuk asesi di wilayah Kanreg Makasar dilakukan secara virtual.
Karena keaktifan Assessment Center dalam melakukan penilaian, ditunjang dengan kesiapan dari segi SDM, kelembagaan, sarpras, dan metode penilaian, maka pada tahun 2020, Assessment Center ini diakreditasi A oleh BKN sebagai Instansi Pembina Penyelenggara Penilaian Kompetensi ASN, disusul dengan diperolehnya BKN Award pada tahun yang sama untuk kategori Penilaian Kompetensi Terbaik Kedua, setelah Pemerintah Provinsi Jawa Tengah. (*)